bitvonline.com Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis pada awal perdagangan Kamis (26/6/2025). Mengacu data Refinitiv, rupiah tercatat turun 0,03% ke posisi Rp16.290 per dolar AS. Pada penutupan sebelumnya, rupiah justru menguat 0,37% di level Rp16.285/US$1.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) juga mencatat pelemahan lanjutan. Hingga pukul 09.00 WIB, DXY tercatat melemah 0,19% ke 97,49, setelah sebelumnya turun 0,18% ke angka 97,67.
Pergerakan rupiah hari ini masih dibayangi oleh sentimen global, khususnya pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, di hadapan Kongres AS. Dalam testimoninya, Powell menegaskan bahwa bank sentral belum siap menurunkan suku bunga secara agresif.
Namun, pernyataan berbeda datang dari anggota Dewan Gubernur The Fed, Michelle Bowman, yang menyebutkan bahwa waktunya mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini menimbulkan ambiguitas di pasar, membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati.
Geopolitik Reda, Rupiah Masih Punya Peluang Menguat
Dari sisi domestik, rupiah masih ditopang oleh meredanya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran serta penurunan harga minyak mentah dunia. Kedua hal ini memberikan angin segar bagi stabilitas ekonomi makro Indonesia.
Namun demikian, pelaku pasar saat ini lebih memilih sikap wait and see, menantikan rilis data penting dari Amerika Serikat, seperti pertumbuhan ekonomi kuartalan dan Personal Consumption Expenditure (PCE) yang dijadwalkan pada akhir pekan ini. Bila data ekonomi AS menunjukkan pelambatan, peluang penguatan rupiah akan semakin terbuka lebar.
Editor
: Justin Nova
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.290 per Dolar AS, Pasar Tunggu Sinyal Ekonomi AS