BREAKING NEWS
Minggu, 27 Juli 2025

Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi Dibanding Pedesaan, Airlangga Ungkap Penyebabnya

Raman Krisna - Jumat, 25 Juli 2025 20:29 WIB
88 view
Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi Dibanding Pedesaan, Airlangga Ungkap Penyebabnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (foto: ig airlanggahartarto_official)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan pedesaan karena masyarakat kota lebih banyak menggantungkan hidup pada sektor jasa, yang dinilai rentan terhadap perubahan konsumsi.

Hal ini disampaikan Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Jumat (25/7/2025).

Ia menekankan pentingnya mendorong sektor manufaktur sebagai penopang ekonomi yang lebih tahan terhadap gejolak.

Baca Juga:

"Perkotaan itu sektornya mayoritas jasa, bukan sektor produktif atau manufaktur. Sektor jasa lebih mudah terdampak fluktuasi konsumsi masyarakat," ujar Airlangga.

Ia menambahkan bahwa pemerintah tengah mengevaluasi kembali kebijakan dan stimulus yang telah diberikan, termasuk bantuan untuk masyarakat kota, agar langkah pengentasan kemiskinan bisa lebih efektif dan tepat sasaran.

Baca Juga:

"Kita akan lihat kembali stimulus yang sudah dikeluarkan. Evaluasi dilakukan untuk memastikan efektivitas program dalam menurunkan angka kemiskinan," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 23,87 juta jiwa, atau 8,47 persen dari total populasi.

Angka ini turun dibandingkan periode tertinggi pada September 2022, yang mencapai 26,36 juta jiwa atau 9,57 persen.

Namun, jika dilihat secara wilayah, terjadi peningkatan angka kemiskinan di kawasan perkotaan menjadi 6,73 persen, naik dari 6,66 persen pada September 2024.

Sebaliknya, kemiskinan di pedesaan menurun dari 11,34 persen menjadi 11,03 persen.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menjelaskan bahwa masyarakat kota lebih rentan terhadap tekanan harga pasar karena mayoritas tidak memproduksi kebutuhan pokok secara mandiri.

"Kenaikan harga bahan pokok berdampak besar bagi penduduk miskin dan rentan di perkotaan karena mereka tidak memproduksi sendiri. Penurunan daya beli dapat mendorong kelompok rentan jatuh ke bawah garis kemiskinan," jelas Ateng dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (25/7/2025).

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru