BREAKING NEWS
Selasa, 14 Oktober 2025

Keude Kuphi, Lebih dari Sekadar Bisnis: Budaya Kopi yang Mengakar di Tanah Rencong

T.Jamaluddin - Selasa, 19 Agustus 2025 11:47 WIB
Keude Kuphi, Lebih dari Sekadar Bisnis: Budaya Kopi yang Mengakar di Tanah Rencong
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BANDA ACEH - Kedai kopi atau yang lebih akrab disebut Keude Kuphi di Aceh bukan hanya menjadi tempat jual beli minuman berkafein, tetapi telah menjelma sebagai bagian dari budaya, ruang diskusi, hingga tempat silaturahmi lintas kalangan. Dari elite hingga rakyat biasa, dari politisi hingga mahasiswa, semua menyatu dalam aroma kopi Aceh yang khas.

Di hampir setiap sudut kota di Aceh, Keude Kuphi tumbuh subur bak jantung sosial masyarakat. Bukan hal aneh melihat meja-meja penuh sejak pukul 06.00 pagi, hingga dini hari, bahkan ada yang buka 24 jam tanpa henti. Bagi orang Aceh, kopi bukan hanya minuman—tapi medium komunikasi, solusi, bahkan inspirasi.

Dari Politik hingga Skripsi, Semua Dibahas di Keude Kuphi

Tak hanya urusan santai, banyak keputusan penting bisnis hingga urusan politik lokal dibicarakan di Keude Kuphi. "Lebih nyaman, lebih santai, dan kadang urusan cepat selesai," ungkap salah satu pengunjung tetap yang berprofesi sebagai pengusaha.

Bagi mahasiswa, Keude Kuphi adalah tempat terbaik mengerjakan tugas akhir. "Inspirasi sering datang di sini, mungkin karena atmosfernya penuh ide dan diskusi," ujar Reza, mahasiswa Universitas Syiah Kuala.

Tempat Jajanan Rakyat dan Pameran Barang Mahal

Uniknya, Keude Kuphi juga menjadi ruang ekonomi kreatif. Ibu rumah tangga menjajakan kue basah, kue kering, hingga nasi bungkus daun (nasi perang) yang menjadi favorit pelanggan untuk sarapan. Di sisi lain, beberapa Keude Kuphi kalangan menengah ke atas bahkan menjadi etalase sepeda motor dan barang-barang mewah.

Warisan Turun-Temurun, Pelanggan Setia

Keude Kuphi di Aceh sudah menjadi usaha turun-temurun, dengan pelanggan yang loyal karena racikan kopi yang berbeda-beda. Ada Keude Kuphi kaki lima tapi rasa kopi bintang lima. Pengunjung setia datang karena rasa dan suasananya, bukan sekadar fasilitas.

Bagi orang Aceh, kopi bukan hanya rasa, tapi rasa memiliki—bagian dari jati diri, tempat mencari solusi, hingga sumber inspirasi. Tak heran bila ada ungkapan, "Keude Kuphi, gudangnya inspirasi orang Aceh."

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru