BREAKING NEWS
Selasa, 04 November 2025

Rupiah Dibuka Menguat Tajam ke Rp16.259 per Dolar AS, Tertinggi di Asia Pagi Ini

- Selasa, 26 Agustus 2025 09:41 WIB
Rupiah Dibuka Menguat Tajam ke Rp16.259 per Dolar AS, Tertinggi di Asia Pagi Ini
Ilustrasi. (foto: Vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN (BITV) — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat cukup signifikan pada perdagangan Selasa pagi (26/8/2025).

Mata uang Garuda menunjukkan performa positif di tengah tekanan geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan moneter AS.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.06 WIB, rupiah dibuka menguat 91,5 poin atau 0,56% ke posisi Rp16.259 per dolar AS.

Penguatan ini menjadikan rupiah sebagai salah satu mata uang Asia dengan apresiasi tertinggi di awal perdagangan hari ini.

Di sisi lain, indeks dolar AS tercatat melemah 0,17% ke level 98,26, menandakan pelemahan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia.

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga turut menguat terhadap dolar AS. Di antaranya:

- Yen Jepang naik 0,32%

- Dolar Singapura naik 0,09%

- Baht Thailand naik 0,07%

- Yuan China terapresiasi tipis 0,01%

Namun, ada pula beberapa mata uang yang justru melemah, seperti dolar Taiwan (-0,08%), peso Filipina (-0,08%), ringgit Malaysia (-0,13%), dan rupee India (-0,06%).

Laporan dari Trading Economics memproyeksikan bahwa rupiah akan berada di kisaran Rp16.316,09 per dolar AS pada akhir kuartal III/2025.

Sementara untuk proyeksi 12 bulan ke depan, diperkirakan menyentuh Rp16.537.

Salah satu katalis penguatan rupiah kali ini adalah melemahnya indeks dolar AS, menyusul kabar pemecatan Gubernur The Fed, Lisa Cook, oleh Presiden AS Donald Trump.

Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS dan memicu spekulasi akan adanya pemangkasan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi pasar.

"Pasar kini memperkirakan kemungkinan 83% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat bulan September mendatang," tulis laporan tersebut.

Sementara itu, dari sisi domestik, pasar juga mencermati sentimen politik dan stabilitas kabinet pemerintahan.

Kasus dugaan korupsi yang menimpa Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenzer, menjadi sorotan, termasuk oleh media asing.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa ketidakpastian politik bisa memberikan tekanan jangka pendek terhadap nilai tukar.

"Kondisi ini cukup sensitif di mata investor, terutama karena sorotan global terhadap formasi kabinet pemerintahan baru Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran," ujar Ibrahim.

Namun demikian, stabilitas makroekonomi dan ekspektasi pemangkasan suku bunga global tetap menjadi penopang utama bagi kekuatan rupiah dalam jangka menengah.*

(bi/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru