BREAKING NEWS
Selasa, 02 September 2025

Isu Kelangkaan BBM, Bahlil Lahadalia: Tidak Ada, Kuota Ditambah

Abyadi Siregar - Senin, 01 September 2025 23:52 WIB
Isu Kelangkaan BBM, Bahlil Lahadalia: Tidak Ada, Kuota Ditambah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (foto: tangkapan layar yt setpres)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa tidak terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell, Vivo, dan BP.

Ia memastikan bahwa pasokan BBM nasional berada dalam kondisi aman dan terkendali.

Hal ini disampaikan Bahlil saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/9/2025), merespons munculnya antrean panjang di sejumlah SPBU non-Pertamina sejak pertengahan Agustus lalu.

Baca Juga:

"Enggak ada (kelangkaan). Untuk ketersediaan BBM nasional kita, kuota impor untuk swasta bahkan ditingkatkan. Jika pada 2024 kuotanya 1 juta (kiloliter), maka pada 2025 kita tambahkan 10 persen, jadi 1,1 juta. Itu contoh," ujar Bahlil.

Ia menambahkan, pada tahun 2024, pemerintah telah mengalokasikan kuota impor BBM 100 persen dari kebutuhan perusahaan swasta.

Baca Juga:

Untuk tahun ini, kuota tersebut dinaikkan guna mengantisipasi meningkatnya permintaan.

"Kuotanya bukan hanya dipenuhi, tapi juga ditambah. Jadi tidak ada yang menjadi kelangkaan," tegasnya.

Menanggapi adanya permintaan tambahan kuota dari beberapa perusahaan, Bahlil menyampaikan bahwa kebutuhan nasional masih dapat ditopang oleh cadangan yang ada.

Oleh karena itu, pihak swasta disarankan untuk menjalin kolaborasi bisnis (B2B) dengan penyedia BBM nasional.

"Memang ada permintaan tambahan dari mereka, tapi kalau hanya karena itu (permintaan tambahan), saya tegaskan bahwa persediaan nasional kita masih ada. Mereka bisa bekerja sama secara bisnis dengan penyedia nasional," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah masyarakat mengeluhkan keterbatasan pasokan dan antrean panjang di beberapa SPBU swasta di wilayah Jakarta, Tangerang, hingga Surabaya, khususnya untuk BBM RON 90 dan RON 92 yang bersaing harga dengan Pertalite dan Pertamax.

Menurut laporan dari BPH Migas, kondisi tersebut disebabkan oleh penyesuaian distribusi internal dan keterlambatan pengiriman dari importir.

Beberapa perusahaan swasta diketahui tengah melakukan revisi kontrak pengadaan BBM untuk semester kedua 2025, yang berpengaruh terhadap volume distribusi harian.

Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Minyak Swasta Indonesia (APMSI) mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan terjadi terutama di wilayah perkotaan.

Kenaikan ini terjadi usai penyesuaian harga BBM subsidi Pertamina, yang membuat konsumen mulai beralih ke SPBU swasta dengan harga yang kompetitif.

Namun demikian, kapasitas tangki dan sistem logistik distribusi beberapa perusahaan swasta disebut belum sepenuhnya siap mengimbangi lonjakan permintaan.

Sebagai respons, Kementerian ESDM bersama BPH Migas telah meminta para pelaku usaha untuk segera mempercepat realisasi kuota impor yang telah disetujui serta memperluas jaringan distribusi guna memastikan pasokan tetap stabil.

Hingga awal September 2025, situasi di sebagian besar SPBU swasta mulai kembali normal secara bertahap, seiring dengan masuknya pasokan tambahan dan perbaikan jalur distribusi.

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, Menteri Bahlil menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu kelangkaan BBM.

Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan energi dan memastikan pelayanan kepada masyarakat berlangsung lancar.

"Kami pastikan, BBM tersedia. Tidak ada kelangkaan. Ini hanya persoalan distribusi yang sedang disesuaikan, dan kami pantau secara ketat," pungkasnya.*

(tb/a008)

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Mahasiswa dan Ojol Langkat Gelar Aksi Damai Tolak Kinerja DPR RI dan Kenang Ojol Tewas
Harga BBM Pertamina Hari Ini, Sabtu 30 Agustus 2025: Pertamax Turun, Dexlite Naik
Stok BBM Kosong di SPBU Shell dan BP-AKR, Wamen ESDM: Bukan Karena Pembatasan Impor
Prihatin Banyak Kecelakaan, Warga Stabat Gotong Royong Timbun Jalan Rusak di Proklamasi
Nekat Oplos Gas 3 Kg ke 12 Kg, Pemuda di Badung Raup Keuntungan Rp10 Juta Sekali Aksi
Bahlil: Harga Logam Tanah Jarang Cukup Tinggi, Pengembangannya Akan Diatur oleh Badan Industri Mineral
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru