Harga Andaliman di Toba Melonjak Jadi Rp160 Ribu per Kg, Warga Bersiap Hadapi Kenaikan Musiman

TOBA - Harga andaliman, rempah khas Batak yang menjadi bumbu wajib dalam berbagai masakan Tapanuli, mengalami lonjakan tajam di pasar tradisional Kabupaten Toba. Dalam sebulan terakhir, harga andaliman naik dari Rp100.000 menjadi Rp160.000 per kilogram.

Pedagang di Pasar Tradisional Porsea, Pak Aruan, menyebut kenaikan harga ini terjadi akibat masuknya masa "trek" atau sambang andaliman, yakni periode saat tanaman mengalami penurunan produksi secara alami.

"Setiap awal September, hasil panen biasanya turun 30-50 persen. Masa trek ini bisa berlangsung sampai Februari tahun depan," ujar , Kamis (4/9/2025).

Baca Juga:

• Harga Cabai Merah Turun di Onan Porsea, Warga Senang Meski Daya Beli Meningkat

Ia juga mengatakan bahwa selama tiga hari terakhir, stok andaliman kosong karena petani belum menjual hasil panen mereka. Ini membuat banyak pembeli kecewa karena tidak bisa mendapatkan rempah khas tersebut.

"Banyak pembeli kecewa. Semoga musim trek tahun ini tidak separah tahun lalu," tambahnya.

Nurli, ibu rumah tangga asal Kecamatan Porsea, mengaku sudah bersiap-siap secara finansial menghadapi kenaikan harga tahunan ini. Menurutnya, lonjakan andaliman di bulan September hanyalah awal dari siklus tahunan yang akan terus menanjak.

"Kalau sudah Desember, bisa sampai Rp500.000 per kilogram. Ini sudah seperti rutinitas setiap tahun," ungkap Nurli.

Andaliman yang dijuluki "merica Batak" memang tak tergantikan dalam sajian kuliner khas seperti arsik, naniura, dan saksang. Tak heran jika permintaan tetap tinggi meski harganya melonjak tajam saat musim paceklik.

Kondisi ini mendorong harapan agar ada intervensi pemerintah daerah atau inovasi pertanian yang bisa memperpendek masa trek atau menciptakan ketersediaan sepanjang tahun.*

(ms/j006)

Harga Cabai Merah Turun di Onan Porsea, Warga Senang Meski Daya Beli Meningkat