BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Satu Tahun Prabowo-Gibran: Industri Manufaktur Tumbuh, Tapi Daya Saing Tertekan

Abyadi Siregar - Senin, 20 Oktober 2025 19:32 WIB
Satu Tahun Prabowo-Gibran: Industri Manufaktur Tumbuh, Tapi Daya Saing Tertekan
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Dok Kemenperin)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTAIndustri manufaktur Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,94 persen selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Namun, capaian tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan berat yang dihadapi sektor ini, baik dari dalam negeri maupun dinamika global.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.

Baca Juga:

"Kalau kami lihat dalam satu tahun terakhir, dinamika perdagangan dunia mengalami perubahan signifikan. Ini dipicu oleh kebijakan tarif dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang tentunya berdampak pada rantai pasok global," ujar Agus.

Selain perang dagang, konflik geopolitik seperti ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Iran, serta konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, juga turut memberi tekanan terhadap industri manufaktur nasional.

"Konflik-konflik ini memicu kenaikan harga energi dan biaya logistik, yang pada akhirnya meningkatkan biaya produksi industri dalam negeri. Ini tentu berpengaruh langsung terhadap daya saing produk nasional di pasar global," jelasnya.

Di sisi lain, Agus juga menyoroti rendahnya instrumen perlindungan perdagangan atau Non-Tariff Measures (NTM) yang dimiliki Indonesia dibandingkan negara-negara lain.

Hingga Oktober 2025, Indonesia tercatat hanya memiliki 207 NTM—angka yang jauh di bawah negara-negara mitra dagang utama.

"Bandingkan dengan Tiongkok yang memiliki 1.569 NTM, Amerika Serikat 4.597 NTM, India 740 NTM, dan Thailand 661 NTM.

Ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap produk manufaktur dalam negeri kita masih sangat terbatas," tegas Agus.

Ia menambahkan, lemahnya NTM ini dapat membuat pasar dalam negeri dibanjiri oleh produk impor yang pada akhirnya mengancam kelangsungan industri nasional.

"Jika tidak ditangani secara serius, hal ini bisa menyebabkan melonjaknya barang-barang impor dan memengaruhi kinerja sektor industri manufaktur dalam negeri," pungkasnya.

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
KPP Dorong Akses Perumahan dan Pertumbuhan UMKM di Indonesia
INALUM Gelar Vendor Event 2025: Perkuat Sinergi dan Apresiasi Mitra Strategis
Kredit UMKM di Kepulauan Riau Tembus Rp14,39 Triliun pada Semester I 2025, Tumbuh 14,6 Persen
Kementerian Transmigrasi dan Perindustrian Sinergi Kembangkan 154 Kawasan Transmigrasi
Menkeu Purbaya: Kalau Ekonomi RI Tumbuh 6 Persen, Rocky Gerung Wajib Minta Maaf
Menkeu Purbaya Tegaskan Tak Akan Tambah Utang Negara Secara Berlebihan
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru