JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tren penguatan pada perdagangan Selasa, 2 Desember 2025, setelah sehari sebelumnya ditutup naik 0,47 persen di level 8.548.
Analis menilai pergerakan indeks masih berada dalam fase penguatan teknikal yang memungkinkan IHSG menguji area 8.616 sebelum melaju menuju target berikutnya di 8.660.
Analis teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyebut IHSG masih bergerak dalam struktur wave (iii) dari wave [iii], pola yang menandakan momentum kenaikan belum berakhir. Meski demikian, ia tetap mengingatkan potensi koreksi sehat ke rentang 8.460–8.491 guna menguji kekuatan support.
"Level 8.491 dan 8.428 menjadi area yang harus dijaga. Selama area ini bertahan, peluang penguatan lanjutan masih terbuka," ujarnya dalam analisis harian.
Dari sisi sentimen pasar, Associate Director Research Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memperkirakan penguatan IHSG akan terbatas dengan kisaran support–resistance di 8.440–8.625.
Pasar disebut masih rawan tarik-menarik sentimen jangka pendek.
Sejumlah emiten direkomendasikan untuk strategi buy on weakness, speculative buy, maupun trading buy. Berikut ringkasannya:
MNC Sekuritas -AUTO – Buy on weakness. Saham dinilai berada dalam wave [iv] dari wave 5 dan berpeluang menguat setelah fase konsolidasi. -BRMS – Buy on weakness. Masuk fase awal wave [iii] dari wave C, biasanya diikuti percepatan kenaikan. -NICL – Speculative buy. Berada pada wave (ii) dari wave [c], membuka peluang pembalikan arah. -UNTR – Buy on weakness. Berada pada wave 4, fase korektif sebelum pembentukan gelombang baru.
Pilarmas Investindo Sekuritas -MBMA – Support Rp 540, resistance Rp 590, target Rp 585. -HRTA – Support Rp 1.445, resistance Rp 1.695, target Rp 1.670. -MYOR – Support Rp 2.130, resistance Rp 2.230, target Rp 2.220.
Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) -ANTM – Trading buy di kisaran Rp 2.960–2.990, target Rp 3.060 dan Rp 3.160, stop-loss jika turun di bawah Rp 2.900. -HRUM – Trading buy di Rp 1.020–1.045, target Rp 1.080 dan Rp 1.130, stop-loss jika ditutup di bawah Rp 1.000.
Para analis mengingatkan bahwa pergerakan harga saham tetap fluktuatif.
Investor perlu menetapkan manajemen risiko dan menyesuaikan strategi dengan profil masing-masing.*