
Peringati Hari Bhayangkara ke-79, Polres Tapanuli Tengah Gelar Ziarah ke Makam Pahlawan di Sibolga
TAPANULI TENGAH Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke79, Polres Tapanuli Tengah menggelar upacara ziarah rombongan di Taman Makam P
Nasional
JAKARTA -Di tengah sorotan publik yang memperhatikan tindak kekerasan, anak mantan pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rafael Alun Trisambodo, harus menelan pil pahit saat putusan pengadilan menjatuhkan hukuman panjang. Bersama rekan setangguhnya, Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas, mereka menghadapi realita kelam di balik jeruji besi Lapas Salemba.
Dalam sebuah adegan yang menampar hati, kedua terdakwa, Mario Dandy dan Shane Lukas, disaksikan oleh banyak mata yang penasaran, berdiri tegar mengenakan busana sederhana. Tetapi, di balik senyuman yang tercipta, tersirat kebingungan dan kepahitan atas nasib yang tergantung pada bilangan hitam dan putih dalam berita acara pelaksanaan putusan pengadilan.
Dalam sebuah putusan yang diambil oleh Mahkamah Agung (MA), Mario Dandy dan Shane Lukas terpaksa harus meratapi masa depan mereka di balik jeruji besi, setelah kasasi yang diajukan mereka ditolak tanpa belas kasihan. Mario Dandy dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, sedangkan Shane Lukas mendapat vonis 5 tahun.
Baca Juga:
Tidak hanya memilukan bagi kedua terdakwa, namun juga bagi keluarga mereka. Rafael Alun Trisambodo, sang ayah yang pernah menjabat sebagai pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu, kini harus menelan pahitnya kekecewaan dan harapan yang hancur. Baginya, ini adalah ujian berat yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dalam proses hukum yang panjang dan melelahkan, keadilan diukur dengan takdir yang tertera dalam hitungan angka di sebuah putusan pengadilan. Meskipun demikian, di balik kata-kata dingin dan keputusan yang terkubur dalam undang-undang, ada manusia-manusia yang harus menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka.
Baca Juga:
Keputusan MA yang menolak kasasi Mario Dandy dan Shane Lukas tidak hanya menjadi pelajaran bagi mereka, tetapi juga cermin bagi kita semua. Bahwa, di dunia yang keras dan tanpa ampun, tiap tindakan memiliki konsekuensi, dan tiap pelanggaran akan dibayar dengan harga yang mahal.
Sementara nama-nama dan peristiwa ini akan segera menghilang dari berita, cerita ini akan tetap terpatri dalam ingatan. Sebuah peringatan bagi kita semua untuk berpikir dua kali sebelum bertindak, dan untuk selalu berpegang pada prinsip kejujuran dan keadilan, bahkan ketika godaan menghampiri.
(K/09)
TAPANULI TENGAH Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke79, Polres Tapanuli Tengah menggelar upacara ziarah rombongan di Taman Makam P
NasionalJAKARTA Puluhan massa yang tergabung dalam Forum Anak Medan (FAM) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korups
Hukum dan KriminalPADANGSIDIMPUAN Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke79, Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) menggelar Kejuaraan Menembak Kapolres
NasionalTAPANULI SELATAN Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke79, jajaran Polsek Batangtoru Polres Tapanuli Selatan melaksanakan kegiat
NasionalMEDAN Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut), M Basir Hasibuan, mengungkapkan kekhawatirannya terhada
NasionalMURATARA Insiden tragis mengguncang lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pada
Hukum dan KriminalJAKARTA Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto menegaskan bahwa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tetap a
Hukum dan KriminalMEDAN Manajemen PSMS Medan terus melakukan langkah konkret menjelang persiapan musim kompetisi 20252026. Hari ini, mereka melakukan aud
OlahragaJAKARTA Mahkamah Konstitusi (MK) secara resmi memutuskan untuk memisahkan pelaksanaan pemilu nasional dan pemilu daerah/lokal demi menja
PolitikJAKARTA Suasana peresmian proyek energi terbarukan yang tersebar di 15 provinsi Indonesia, termasuk Papua Selatan, mendadak cair dan pen
Politik