JAKARTA -Peristiwa tragis yang menewaskan seorang pria berinisial AS (41) di kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mencuat ke permukaan setelah pihak keluarga korban membantah bahwa kejadian tersebut merupakan bentrokan warga dengan pekerja proyek. Keluarga menyebut insiden tersebut sebagai pengeroyokan oleh oknum yang mengatasnamakan warga.
Menurut adik ipar korban, Halimatussadiyah atau Imah (34), AS bukan pelaku dalam konflik apa pun, melainkan hanya bertugas mengawasi pembersihan lahan kosong yang sudah mendapat izin dari perusahaan. “Itu bukan bentrokan, tapi penyerangan yang mengatasnamakan warga. Mereka adalah oknum yang meminta jatah,” kata Imah kepada wartawan pada Minggu (22/12).
Imah menjelaskan bahwa AS diminta oleh temannya untuk membantu mencari tenaga kerja untuk membersihkan lahan kosong di daerah Kebon Kacang. Pekerjaan dimulai pada 5 Desember 2024, melibatkan pembersihan sampah dan pemotongan pohon. Ekskavator digunakan untuk mengangkut sampah yang sudah menumpuk, sementara truk mengangkut sampah pada malam hari untuk menghindari gangguan aktivitas masyarakat sekitar.
Pada 10 Desember 2024, pihak yang mengaku sebagai warga setempat mulai mendatangi lokasi proyek dan meminta uang keamanan. Permintaan tersebut dipenuhi oleh AS meskipun dalam jumlah kecil, dengan alasan bahwa izin dan tanggung jawab atas lahan tersebut berada pada pihak perusahaan. Kesepakatan damai sempat dicapai pada 16 Desember 2024 melalui musyawarah yang melibatkan Ketua RW setempat.
Namun, pada 17 Desember 2024, sekelompok orang datang dengan mengenakan penutup wajah (buff) dan membawa senjata tajam. Mereka menyerang pekerja proyek yang saat itu hanya berjumlah enam orang, termasuk AS. Serangan tersebut menewaskan AS.
“Kakak ipar saya menjadi korban salah sasaran. Dia memiliki empat anak yang masih kecil, dan keluarganya sangat terpukul dengan kejadian ini. Kami hanya meminta keadilan,” ujar Imah.
Polsek Metro Tanah Abang telah menangkap tiga tersangka dalam kasus ini, yakni AC (36), HT (41), dan ZH (41). Ketiga tersangka berasal dari kelompok warga yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut. “Iya, betul, tiga pelaku sudah diamankan,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dalam konferensi pers pada Jumat (20/12).
Menurut Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus, para pelaku masih menjalani pemeriksaan. Sementara itu, dua pelaku utama lainnya, berinisial ER dan IP, masih dalam pengejaran.
Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara mengungkapkan bahwa insiden ini bermula dari keluhan warga terhadap aktivitas proyek yang berlangsung hingga larut malam. Keluhan ini disampaikan oleh seorang warga berinisial AH kepada pihak proyek pada 15 Desember 2024. Namun, mediasi yang dilakukan pada 16 Desember tidak sepenuhnya diterima oleh beberapa warga, yang kemudian merencanakan penyerangan.
Pihak keluarga korban berharap agar kasus ini diselesaikan secara adil. Mereka juga meminta media untuk memberitakan fakta secara objektif agar tidak meninggalkan trauma bagi anak-anak korban. “Kami ingin almarhum tenang, dan anak-anaknya bisa tumbuh tanpa dendam,” pungkas Imah.
Kasus ini masih dalam penanganan pihak kepolisian, sementara pencarian terhadap dua pelaku yang buron terus dilakukan.
(N/014)
Usai Perayaan Tahun Baru, 7 Remaja Bersenjata Tajam Diamankan di Cengkareng