Miris! Gadis Disabilitas 15 Tahun Diduga Dip3rkos4 Tiga Pria di Stadion Sidolig Bandung

BANDUNG – Peristiwa memilukan diduga terjadi di Stadion Sidolig, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung

Seorang gadis disabilitas berusia 15 tahun dilaporkan menjadi korban pemerkosaan oleh tiga pria, yang diduga merupakan pedagang di sekitar stadion.

Informasi ini disampaikan oleh kerabat korban berinisial ES (23), yang menyatakan bahwa laporan telah disampaikan ke Satreskrim Polrestabes Bandung sejak tiga pekan lalu.

Baca Juga:

• Perangi Konten Seksual Terhadap Anak, Meta Hapus 500 Ribu Akun
• Rayakan Hari Anak 2025, Kahiyang Ayu Ajak 500 Anak Marginal Nobar Film 'Jumbo' di Medan

Namun hingga saat ini, belum ada tindakan konkret dari pihak kepolisian terhadap para terduga pelaku.

"Sudah (lapor polisi), tapi kayak lambat banget proses laporannya," ungkap ES, pada Senin (26/5/2025).

Baca Juga:

• Bullying Brutal di SMPN Doko Blitar: 14 Siswa Diduga Aniaya Satu Junior Selama MPLS
• Menag Nasaruddin: Banyak Orang Tua Dewasa Usia, Tapi Kekanak-kanakan Secara Kepribadian

Menurut penuturan korban yang disampaikan melalui ES, tindakan kekerasan seksual tersebut berlangsung sejak Februari hingga Mei 2025.

Ketiga pelaku disebut melakukan aksi bejat mereka dalam waktu berbeda, tetapi di lokasi yang sama, yakni di area stadion.

"Itu teh (pelecehan seksual terjadi) tiga kali. Pelaku pertama dua kali, pelaku kedua satu kali, dan pelaku ketiga satu kali. Satu pedagang baso, satu temannya, dan satu lagi tukang kupat tahu," jelas ES.

Korban mulai menunjukkan gelagat berbeda, terutama dalam cara berjalan, yang membuat keluarga curiga.

Setelah didesak dan diperiksa oleh dokter, barulah korban mengaku telah menjadi korban pemerkosaan.

"Awalnya enggak cerita, tapi pas ditanya dokter baru ngaku. Katanya diperlakukan tidak senonoh oleh tiga pria, inisialnya D, M, dan B," tutur ES.

Yang lebih menyedihkan, korban diketahui adalah anak berkebutuhan khusus (disabilitas mental).

Ia tinggal bersama seorang dokter yang mengasuhnya setelah ditinggalkan oleh orang tua kandungnya.

"Korban memang disabilitas, kalau kasarnya mah mohon maaf, kaya sedikit idiot. Ibunya dulu sempat tinggal di rumah dokter itu, lalu pergi dan gak pernah balik," imbuh ES.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Polrestabes Bandung belum memberikan keterangan resmi.

Kasatreskrim AKBP Abdul Rachman juga belum merespons permintaan konfirmasi dari media.

Kasus ini memunculkan keprihatinan mendalam dari masyarakat, khususnya terhadap perlindungan anak dan penyandang disabilitas di ruang publik.*

(in/a008)