BREAKING NEWS
Sabtu, 21 Juni 2025

Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari Kehilangan Kontrol Akun YouTube dan Surel Setelah Diretas

BITVonline.com - Selasa, 17 September 2024 04:03 WIB
81 view
Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari Kehilangan Kontrol Akun YouTube dan Surel Setelah Diretas
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA –Akun YouTube dan surat elektronik (surel) milik Feri Amsari, pakar hukum tata negara yang dikenal luas, diretas oleh pihak yang tidak dikenal pada Senin (16/9/2024). Akibat peretasan ini, Feri kehilangan kendali atas kedua akunnya tersebut, yang selama ini menjadi platform utama untuk berbagi pandangan dan analisisnya mengenai isu-isu hukum dan politik.

Feri Amsari, yang juga dikenal sebagai pengamat aktif dalam berbagai diskusi mengenai panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK, mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada wartawan. “Iya, akun YouTube dan surel saya memang diretas. Saat ini, saya masih belum bisa menguasai kembali akun-akun tersebut. Peretasannya serius,” ujar Feri dengan nada khawatir.

Menurut Feri, peretasan ini diduga berkaitan dengan konten yang baru saja diunggahnya. Konten yang dibahas berfokus pada isu-isu penting terkait pansel KPK. Pada tanggal 14 September 2024, akun YouTube Feri mengunggah sebuah podcast dengan judul provokatif, “Lucu Parah: ‘KPK Susah Dipanggil Presiden; Kenapa KPK Tidak Panggil Saja Presiden’,” diikuti dengan unggahan video lainnya pada hari peretasan terjadi, yang berjudul “Perludem Awasi Kecurangan Pilkada: Main Mata Mulyono Dalam Calon Tunggal & KPU Yang Galau”.

Baca Juga:

Feri mengungkapkan bahwa ia sudah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan kendali atas akunnya. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil. “Sekitar jam 5-6 pagi, saya mendapatkan informasi bahwa akun sudah disusupi pada jam tersebut. Kami telah mencoba berbagai metode untuk mengembalikan kontrol, tetapi semuanya gagal,” jelas Feri.

Ia juga meminta bantuan dari teman-teman dan koleganya untuk membantu mengatasi masalah ini. “Saat ini, saya masih meminta bantuan teman-teman untuk mencoba menguasai kembali akun-akun saya. Ini menjadi situasi yang sangat mengkhawatirkan, terutama karena akun ini berisi banyak informasi penting dan pribadi,” tambahnya.

Baca Juga:

Kasus peretasan ini menjadi perhatian publik karena Feri Amsari adalah sosok yang kerap menyuarakan kritik dan analisis tajam terhadap berbagai kebijakan dan praktik hukum di Indonesia. Peretasan yang terjadi tidak hanya mengancam keamanan digital pribadi Feri, tetapi juga bisa mengganggu akses informasi yang relevan bagi masyarakat luas yang mengikuti pandangannya.

Belum ada informasi lebih lanjut mengenai pelaku peretasan atau motif di baliknya. Pihak berwenang diharapkan segera melakukan investigasi untuk mengidentifikasi pelaku dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Feri Amsari juga berencana untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Peretasan terhadap akun-akun publik seperti ini menyoroti perlunya tindakan keamanan yang lebih ketat dan kewaspadaan lebih tinggi dalam penggunaan media sosial dan platform digital, terutama bagi individu yang memiliki pengaruh signifikan di ruang publik.

Sementara itu, Feri Amsari berharap agar permasalahan ini dapat segera diatasi dan dirinya dapat kembali beraktivitas dengan normal di platform-platform yang menjadi sumber informasi bagi banyak orang.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Kapolri Kelakar Cari Wakapolri Pengganti Dofiri: “Mau Cari yang Mirip Beliau”
Penuh Haru, SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh Gelar Perpisahan Siswa Kelas VI, Diharapkan Jadi Kader Penerus Persyarikatan
SBY Ngaku Jarang Ngetweet: Banyak Bicara Tidak Bagus, Presiden Hanya Satu
Buka Kejuaraan Mini Soccer Jurnalis Championship 2025, Bobby Nasution Tekankan Semangat Silaturahmi Wartawan
Ketua Parpol di Jateng Ditahan, Terlibat Prostitusi Terselubung dan Tarian Striptis di Karaoke Elite
Saudi Arabian Airlines Kembali Diteror, Operasional Bandara Kualanamu Sempat Lumpuh
komentar
beritaTerbaru