Duka Mendalam di Gaza: Serangan Israel Kembali Telan Korban Sipil Usai Gencatan Senjata

GAZA -Mohammad al-Azaizeh dilanda duka yang mendalam.

Keluarganya menjadi korban serangan udara Israel yang kembali mengguncang Gaza, hanya beberapa hari setelah gencatan senjata berakhir.

Dalam serangan terbaru pada Sabtu (6/4), rudal Israel menghantam kawasan pemukiman sipil di Deir el-Balah, menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak dan perempuan.

Baca Juga:

• Indonesia Kirim 10 Ribu Ton Beras untuk Palestina, Menlu Sugiono: "Mereka Tidak Sendiri"
• Aksi Bela Palestina di Banda Aceh Kumpulkan Donasi Rp2 Miliar

"Tidak ada satu pun target militer di rumah kami. Saat kejadian, para pria sedang berada di masjid," ujar Mohammad al-Azaizeh kepada AFP.

Baca Juga:

• Gereja Katolik Satu-satunya di Gaza Dihancurkan, Paus Leo XIV Serukan Perdamaian
• Indonesia Berduka, Direktur RS Indonesia di Gaza Gugur dalam Serangan Israel

"Semua korban adalah warga sipil – anak-anak, perempuan, remaja putri. Rudal itu menghancurkan seluruh lantai dan meratakan rumah. Seperti bom nuklir."

Tragedi ini menambah daftar panjang korban sipil yang jatuh akibat konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.

Serangan terbaru ini juga menghantam Khan Younis, wilayah selatan Gaza, pada Kamis (3/4), meninggalkan puing-puing dan kesedihan mendalam bagi para penyintas.

Umm Haytham, salah satu saksi mata, mengisahkan kepanikan yang melanda keluarganya saat ledakan mengguncang rumah mereka.

"Kami mendengar ledakan dan langsung mencari anak-anak. Saya terus memanggil nama mereka… beberapa kerabat saya tewas," katanya lirih.

Saksi lainnya, Mohammad Rahmi, menegaskan bahwa serangan tersebut tampaknya memang menargetkan warga sipil yang sedang tidur.

"Mereka menghantam warga tak bersenjata saat mereka sedang terlelap."

Gerakan Hamas mengecam keras serangan tersebut dan menyebut tindakan Israel sebagai "barbar dan sadis."

Dalam pernyataannya, Hamas menuduh Israel secara sengaja menargetkan anak-anak dan keluarga sipil, menandakan kekejaman yang dilakukan oleh "penjajah dan pemimpin fasis."

Meningkatnya kekerasan ini kembali membuka luka lama di Gaza, yang selama bertahun-tahun menjadi medan konflik dengan dampak paling besar dirasakan oleh warga sipil yang tak berdosa.

(kp/a)