BREAKING NEWS
Minggu, 03 Agustus 2025

AS-China Capai Titik Temu Soal Perdagangan dan Ekspor Mineral Tanah Jarang

Justin Nova - Rabu, 11 Juni 2025 08:12 WIB
207 view
AS-China Capai Titik Temu Soal Perdagangan dan Ekspor Mineral Tanah Jarang
Wakil Perdana Menteri China He Lifeng meninggalkan Lancaster House, pada hari kedua yang dijadwalkan untuk pembicaraan perdagangan antara AS dan China, di London, Inggris, Selasa (10/6/2025). (foto: Retrs)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

LONDON – Setelah dua hari negosiasi intensif di London, Amerika Serikat dan Tiongkok akhirnya mencapai kesepakatan awal berupa kerangka kerja perdagangan yang bertujuan meredakan ketegangan dan menyelesaikan isu krusial soal ekspor mineral tanah jarang dan magnet.

Mengutip Reuters, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa kerangka kerja tersebut merupakan tindak lanjut dari konsensus Jenewa yang disepakati bulan lalu, dan akan menjadi dasar pencabutan tarif dan pembatasan ekspor yang selama ini menekan hubungan ekonomi kedua negara.

"Kami telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus Jenewa dan seruan antara kedua presiden," ujar Lutnick kepada wartawan, Selasa (10/6/2025).

Baca Juga:

Kerangka kerja tersebut kini akan dibawa ke masing-masing kepala negara, Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, untuk mendapat persetujuan akhir. Jika disetujui, perjanjian akan segera diimplementasikan dan diharapkan mampu mengakhiri ketegangan perdagangan yang sudah berlangsung bertahun-tahun.

Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, terlihat meninggalkan Lancaster House di London setelah menyelesaikan putaran pembicaraan. Dalam konferensi pers terpisah, Wakil Menteri Perdagangan China Li Chenggang menyatakan kedua pihak telah mencapai kesepakatan kerangka kerja secara prinsip.

Baca Juga:

"Kerangka kerja ini akan melaksanakan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara dalam panggilan telepon pada 5 Juni dan kesepakatan Jenewa sebelumnya," ujar Li.

Mineral tanah jarang seperti neodymium dan praseodymium sangat penting dalam industri berteknologi tinggi, termasuk pembuatan kendaraan listrik, turbin angin, serta perangkat militer. Ketergantungan global terhadap pasokan dari China menjadikan isu ini sangat strategis dan sensitif secara geopolitik.

Lutnick menyebutkan bahwa penyelesaian pembatasan ekspor Tiongkok atas mineral tanah jarang dan magnet merupakan bagian "fundamental" dari kerangka perjanjian ini.

"Langkah-langkah balasan yang sempat diambil AS juga akan dikaji ulang jika pasokan logam tanah jarang kembali normal," katanya.

Negosiasi ini juga membuka jalan untuk menurunkan tarif tinggi yang sempat diberlakukan oleh kedua negara selama perang dagang, yang dalam beberapa kasus mencapai tiga digit persen. Hal ini menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar dan sektor industri yang terdampak.*

(kp/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru