WASHINGTON – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran memasuki fase baru.
Pejabat senior AS mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah menyiapkan potensi serangan terhadap Teheran, menyusul meningkatnya eskalasi konflik dengan Israel.
Dilansir Reuters dan Bloomberg, sejumlah infrastruktur militer telah disiapkan untuk mendukung intervensi langsung terhadap Iran.
Menurut sumber internal, rencana serangan dapat dimulai secepatnya pada akhir pekan ini, tergantung pada keputusan politik yang diambil dalam beberapa hari mendatang.
"Situasinya masih berkembang dan bisa berubah. Beberapa pimpinan federal sudah disiagakan untuk skenario serangan," ujar seorang pejabat AS, Kamis (19/6).
Presiden Donald Trump sendiri memberi pernyataan yang menimbulkan spekulasi.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (18/6), ia menyampaikan kemungkinan tindakan militer terhadap Iran.
"Saya bisa saja melakukannya, bisa juga tidak. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya putuskan. Keputusan final akan diambil beberapa detik sebelum dimulai," ujar Trump.
Dalam pernyataan tegas yang disiarkan televisi nasional Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menolak keras permintaan Trump agar Iran menyerah tanpa syarat.
"Negara ini tidak akan menyerah pada pemaksaan siapa pun. Amerika harus tahu bahwa intervensi militer apa pun akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki," tegas Khamenei, Rabu (18/6).
Gedung Putih hingga saat ini menyatakan bahwa semua opsi "tersedia dan siap digunakan", termasuk operasi militer terbatas maupun serangan skala penuh.
Langkah militer ini menjadi kelanjutan dari ketegangan regional menyusul rentetan serangan antara Iran dan Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Keduanya terlibat saling serang lewat udara dan drone, termasuk terhadap fasilitas militer sensitif.
Situasi di kawasan Timur Tengah kini dalam kondisi siaga tinggi.
Sekutu-sekutu AS dan Israel di wilayah tersebut dilaporkan mulai melakukan evakuasi warganya dari zona rawan konflik.*