BREAKING NEWS
Minggu, 17 Agustus 2025

Pengacara Senior di Australia Minta Maaf karena Ajukan Dokumen Berisi Kutipan Palsu dari AI

Abyadi Siregar - Sabtu, 16 Agustus 2025 11:46 WIB
Pengacara Senior di Australia Minta Maaf karena Ajukan Dokumen Berisi Kutipan Palsu dari AI
Ilustrasi. (foto: Kolase by Canva/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Meskipun demikian, dokumen pengadilan tidak menyebutkan secara spesifik jenis atau platform AI generatif yang digunakan oleh tim hukum tersebut.

Insiden ini bukan yang pertama kalinya terjadi dalam dunia hukum internasional.

Baca Juga:

Pada tahun 2023, dua pengacara di Amerika Serikat dan firma hukumnya dijatuhi denda sebesar 5.000 dolar AS setelah menyerahkan dokumen hukum yang memuat sitasi palsu dari ChatGPT.

Dalam kasus lain, Michael Cohen, mantan pengacara Presiden AS Donald Trump, menggunakan alat berbasis AI untuk penelitian hukum, yang kemudian diketahui menciptakan putusan palsu akibat fenomena yang dikenal sebagai "AI hallucination".

Baca Juga:

Perkembangan pesat teknologi AI memang menawarkan efisiensi dalam berbagai sektor, termasuk hukum.

Namun, kasus ini menjadi pengingat bahwa penggunaan AI tetap harus disertai tanggung jawab etik dan profesionalisme, khususnya dalam ranah peradilan.*

(km/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
beritaTerkait
Pendapatan Aplikasi ChatGPT Tembus Rp32,3 Triliun, Ungguli Jauh Grok, Claude, dan Copilot
Tantangan Ganda Industri Kreatif Indonesia Menghadapi AI
OpenAI Diserbu Kritikan Usai Luncurkan GPT-5, Apa Penyebabnya?
Pencipta ChatGPT Buka-bukaan Soal Bahaya Teknologi AI, Ini Katanya!
CEO OpenAI Peringatkan: AI Dapat Ambil Alih Pekerjaan Manusia, Bahkan Dokter Sekaligus
CEO Perplexity AI: Kurangi Doomscrolling Instagram, Fokus Belajar AI untuk Masa Depan Kerja
komentar
beritaTerbaru