KOREA– Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol resmi mengumumkan status darurat militer untuk negara tersebut, Selasa (3/12/2024). Keputusan ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional. Langkah tersebut, menurut Yoon, adalah upaya untuk melindungi Korsel dari ancaman komunis yang terus berkembang.
“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara… Dengan ini, saya umumkan darurat militer,” tegas Presiden Yoon dalam pidatonya.Pengumuman status darurat militer ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Korsel dan Korea Utara (Korut). Langkah ini mengingatkan publik pada tahun 1987, terakhir kalinya Korsel menerapkan kebijakan serupa.Ketegangan meningkat setelah adanya laporan aktivitas militer dari Korut yang dianggap mengancam stabilitas regional. Presiden Yoon menekankan pentingnya tindakan tegas untuk mencegah potensi ancaman terhadap keamanan nasional.
Selain isu dengan Korut, Korsel juga menghadapi pelanggaran zona pertahanan udara yang dilakukan oleh pesawat-pesawat militer China dan Rusia pada Jumat (29/11/2024). Dalam pernyataan militer Korsel, sebanyak 11 pesawat militer asing terdeteksi memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Korsel tanpa izin, meski tidak melanggar wilayah udara resmi negara itu.Kepala Staf Gabungan militer Korsel (JCS) menyebut bahwa pesawat-pesawat tersebut memasuki ADIZ secara bergantian sebelum keluar tanpa insiden. Meski begitu, sebagai langkah pencegahan, Korsel mengerahkan sejumlah jet tempur untuk melakukan manuver taktis dan memastikan tidak ada ancaman langsung terhadap kedaulatan udara negara itu.
Korsel menegaskan bahwa langkah darurat militer ini adalah bagian dari komitmen negara untuk melindungi demokrasi liberalnya dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.Selain menghadapi Korut, Korsel juga terus memantau perkembangan regional yang melibatkan aktor-aktor asing seperti China dan Rusia. Keputusan darurat militer diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah keamanan dan mengirim pesan tegas kepada pihak-pihak yang mencoba menggoyahkan stabilitas negara tersebut.
Pemerintah Korsel, bersama militer dan aparat keamanan, kini tengah mempersiapkan strategi komprehensif untuk menghadapi berbagai potensi ancaman. Keamanan di wilayah perbatasan dan zona strategis negara akan ditingkatkan secara signifikan.Penerapan darurat militer juga diiringi dengan pengetatan pengawasan terhadap elemen-elemen yang dianggap anti-negara, termasuk kemungkinan infiltrasi ideologi atau operasi dari Korut.Langkah ini menunjukkan keseriusan Korsel dalam menjaga integritas teritorial dan politiknya di tengah situasi geopolitik yang semakin kompleks.