
Eks Kadisbud DKI Jakarta Didakwa Rugikan Negara Rp 36,3 Miliar dalam Kasus Korupsi
JAKARTA Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, didakwa melakukan korupsi dengan merugikan keuangan nega
Hukum dan KriminalBIVTONLINE.COM -Kedutan pada kelopak mata seringkali dihubungkan dengan berbagai mitos, salah satunya sebagai pertanda akan mendapatkan rezeki atau uang.
Namun, para pakar kesehatan menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.
Baca Juga:
Perwakilan Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni), dr Henry Riyanto SpN, menyatakan bahwa kedutan sebenarnya merupakan kontraksi otot yang tidak terkontrol, dan umumnya dipicu oleh kondisi medis tertentu, bukan ramalan rezeki.
"Kedutan menunjukkan biasanya ada stres atau kekurangan garam darah ya. Kita akan evaluasi apakah dia ada kurang darah natrium, kurang kalium, atau kurang magnesium," ujar dr Henry di acara Symposium Recent Update of Neuroscience & Minimally Invasive Neurosurgery di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Sabtu (3/5/2025).
Baca Juga:
Cek Elektrolit Tubuh, Bisa Jadi Tanda Stres atau Kekurangan Mineral
Menurut dr Henry, kondisi kedutan bisa menjadi sinyal tubuh mengalami gangguan keseimbangan elektrolit atau tekanan psikologis.
Pemeriksaan laboratorium terhadap kadar natrium, kalium, dan magnesium dalam darah menjadi salah satu langkah awal dalam penanganannya.
"Di medis kita pasti akan evaluasi terkait gangguannya, apakah di otot, atau saraf ototnya. Kita akan lihat dulu darahnya, baru kita telusuri lebih jauh," jelasnya.
Peregangan Otot Wajah Bisa Bantu Cegah Kedutan
Selain menjaga keseimbangan elektrolit dan mengelola stres, dr Henry juga menyarankan melakukan peregangan otot wajah secara rutin.
Ini bisa membantu mengurangi frekuensi kedutan dan menjaga relaksasi otot.
Namun, jika kedutan terjadi terlalu sering atau tidak kunjung reda, masyarakat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Bisa jadi terdapat gangguan saraf atau kondisi medis serius yang mendasari gejala tersebut.
"Kalau frekuensinya sudah berlebihan, jangan anggap remeh. Perlu diperiksa karena bisa jadi ada masalah yang lebih dalam," pungkas dr Henry.*
(d/a008)
JAKARTA Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, didakwa melakukan korupsi dengan merugikan keuangan nega
Hukum dan KriminalTAPUT Delegasi dari Pemerintah Belanda mengawali kunjungan misi ekonomi dan perdagangannya di kawasan Danau Toba dengan mengunjungi Kabup
PemerintahanJAKARTA Mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, dijatuhi vonis 16 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tipikor Jakar
Hukum dan Kriminaldeli serdang Tim Panitia Khusus (Pansus) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DPRD Kabupaten Deli Serdang menyerahkan hasil temuan lapa
PemerintahanJAWA BARAT Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Garut, Jawa Barat pada hari ini sekitar pukul 15.24 WIB. Berdasarkan i
PeristiwaMEDAN Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut) kembali mengalami penurunan pekan ini. Berdasarkan data dari Din
EkonomiPENULISDR Usman Lam ReungPresiden Prabowo Subianto secara resmi menetapkan bahwa empat pulau yaitu Pulau Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Panj
OpiniSEOUL Setelah berjuang selama hampir delapan bulan, Jennie BLACKPINK akhirnya menang dalam gugatan hukum terhadap seorang pria yang mengaku
EntertainmentMUARO JAMBI Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke79, Polsek Sungai Bahar menggelar kegiatan Bhakti Sosial Religi y
NasionalJAKARTA Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam menyoroti pentingnya peran Polri di tengah masyarakat Indonesia yang
Pemerintahan