Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Jumat 24 Oktober 2025: Sejumlah Wilayah Hujan Petir
JAKARTA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah DKI Jakarta akan mengalami hujan ringa
Nasional
YOGYAKARTA — Masuk angin, istilah yang akrab di telinga masyarakat Indonesia, selama ini dipahami sebagai gangguan kesehatan ringan yang bisa diatasi dengan kerokan atau minum jamu.
Namun, di balik persepsi umum tersebut, fenomena masuk angin sebenarnya bukan penyakit dalam istilah medis.
Hal ini ditegaskan oleh Guru Besar Antropologi Kesehatan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Prof. Atik Triratnawati.
Dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Balai Senat UGM, Prof. Atik menyebut bahwa masuk angin merupakan fenomena yang berada di antara ranah medis dan budaya.
"Masuk angin bukan sekadar urusan medis, tapi juga bagian dari konstruksi budaya yang hidup dalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa," jelas Atik.
Dalam kerangka pemikiran budaya Jawa, masuk angin diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu masuk angin biasa, masuk angin berat, dan masuk angin kasep atau yang kerap disebut "angin duduk."
Masuk angin biasa ditandai dengan gejala ringan seperti perut kembung, rasa panas, pegal-pegal, dan lelah.
Masuk angin berat sering disebabkan oleh kelelahan ekstrem akibat menunda makan, minum, dan istirahat, disertai gejala tambahan seperti muntah dan diare.
Masuk angin kasep terjadi ketika gejala dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan.
Dampaknya bisa lebih serius, bahkan menyebabkan nyeri dada dan pingsan.
"Dalam kasus ekstrem, ketidaktahuan masyarakat terhadap gejala yang dianggap masuk angin bisa berujung pada kematian," terang Atik.
Fenomena masuk angin juga melahirkan berbagai metode pengobatan unik.
Salah satu yang paling populer adalah kerokan, yakni menggosok permukaan kulit dengan koin dan minyak untuk memunculkan garis merah yang dipercaya bisa mengeluarkan 'angin' dari tubuh.
"Kerokan memberikan efek hangat dan melegakan, namun praktik ini juga menuai pro-kontra dalam dunia medis karena dapat berisiko pada kulit dan pembuluh darah jika dilakukan secara berlebihan," jelasnya.
Selain kerokan, praktik-praktik lokal seperti mengoleskan kotoran sapi ke perut bayi atau mengonsumsi minuman bersoda juga ditemukan dalam masyarakat, mencerminkan keragaman penanganan berbasis budaya.
Prof. Atik menegaskan bahwa konsep sehat dan sakit dalam budaya Jawa sangat dipengaruhi oleh nilai, kepercayaan, dan pengalaman kolektif masyarakat.
"Masuk angin adalah cermin dari bagaimana budaya lokal merespons ketidakseimbangan tubuh, bukan hanya dari sisi medis, tapi juga spiritual dan sosial," ujarnya.*
(bs/a008)
JAKARTA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah DKI Jakarta akan mengalami hujan ringa
Nasional
ACEH Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah Provinsi Aceh pada Jumat (24/10/
Nasional
MEDAN Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di Provinsi Sumatera Utara akan diguyur
Nasional
JAKARTA Osteoporosis sering dianggap sebagai penyakit yang menyerang usia lanjut, namun proses pengeroposan tulang sebenarnya dimulai jau
Kesehatan
MEDAN Unit Reskrim Polsek Medan Baru berhasil mengamankan dua pria yang diduga pelaku pencurian panel lampu lalu lintas milik Dinas Perhu
Hukum dan Kriminal
SEMARANG Banjir masih menggenangi Jalur Pantura SemarangSurabaya, tepatnya di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2
Peristiwa
JAKARTA Presiden Prabowo Subianto menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pondok Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag), s
Pemerintahan
JAKARTA Pengguna aplikasi penghasil uang kini memiliki kesempatan menarik untuk mendapatkan saldo DANA gratis hingga Rp101.000 hanya deng
Entertainment
PALEMBANG Polda Sumatera Selatan berhasil menangkap empat tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana perdagangan bayi yang beroperasi di
Hukum dan Kriminal
JAKARTA Badan Bank Tanah bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang bertujuan mengoptimalkan pe
Pemerintahan