BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Operasi Tanpa Dokter di Ruangan? BRIN Kini Kembangkan Robot Bedah Jarak Jauh

Abyadi Siregar - Jumat, 03 Oktober 2025 18:31 WIB
Operasi Tanpa Dokter di Ruangan? BRIN Kini Kembangkan Robot Bedah Jarak Jauh
Ilustrasi. (foto: Pinterest)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan prototipe robot bedah jarak jauh generasi ketiga yang dirancang untuk memenuhi standar medis internasional.

Teknologi ini diharapkan mampu merevolusi layanan kesehatan di Indonesia, terutama dalam membuka akses operasi bagi masyarakat di daerah terpencil.

Dalam keterangannya, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Elektronika (PRE) BRIN, Riyanto, menjelaskan bahwa robot ini dirancang untuk bekerja secara real-time melalui koneksi jaringan berkecepatan tinggi.

Baca Juga:

Sistem ini dikembangkan melalui pendekatan multi-disiplin, melibatkan ilmu mekanika, elektronika, informatika, dan desain antarmuka pengguna.

"Penelitian ini menargetkan terciptanya prototipe robot bedah jarak jauh generasi ketiga dengan standar keamanan, reliabilitas, serta kepatuhan terhadap regulasi medis internasional," kata Riyanto dalam siaran pers BRIN, Jumat (3/10/2025).

Menurut Riyanto, teknologi robotik ini menawarkan berbagai keunggulan dalam dunia medis, mulai dari sayatan yang lebih kecil, waktu pemulihan pasien yang lebih cepat, hingga kemungkinan operasi dilakukan oleh tenaga ahli dari jarak jauh tanpa perlu hadir secara fisik di ruang bedah.

"Yang paling penting, teknologi ini akan sangat memperluas akses layanan bedah ke wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau," tambahnya.

Inovasi ini menjadi bagian dari upaya BRIN dalam mengembangkan riset-riset strategis yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, sekaligus memperkuat ekosistem teknologi kesehatan nasional.

Sementara itu, pakar Ilmu Komputer dan Elektronika Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Husni Santriaji, menekankan pentingnya aspek keamanan dan integritas sistem elektronika, terutama dalam teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang digunakan pada sistem-sistem kritikal seperti robot bedah dan kendaraan otonom.

"Kesalahan sekecil satu bit pada memori dapat mengakibatkan AI mengambil keputusan yang salah, dan itu bisa berakibat fatal," ujar Husni.

Husni mendorong agar pengembangan robot bedah ini juga memperhatikan komponen AI yang tangguh dan sistem yang tahan terhadap gangguan, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak.

Pengembangan robot bedah jarak jauh ini merupakan bagian dari transformasi besar sektor medis Indonesia, yang bertujuan menghadirkan layanan kesehatan modern dan merata hingga pelosok negeri.

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Aktivis Sumut Desak Kejagung Usut Dugaan Korupsi KUR BRI Tanjungbalai Senilai Rp17 Miliar
Tarif Cukai Rokok 2026 Dipertahankan, Ekonom Ingatkan Dampak ke APBN
TNI AL Lahewa Gelar Bhakti Kesehatan Pengobatan Gratis di Desa Balefadorotuho
Daftar Instansi Sepi Peminat di CPNS 2024, Bisa Jadi Pilihan Tahun Depan!
Dinkes Sergai Gelar Diskusi Publik Program UHC, Data Kepesertaan Segera Divalidasi
OpenAI Geser SpaceX, Jadi Startup Paling Berharga di Dunia!
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru