Sulawesi Utara – Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara menunjukkan tren positif pada bulan Juli 2024. Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, NTP mengalami kenaikan sebesar 1,59 persen, mencapai angka 114,82. Kenaikan ini tercatat secara month-to-month (m-to-m), menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Peningkatan Sektor Hortikultura
Kenaikan NTP Sulawesi Utara tidak lepas dari kontribusi subsektor Hortikultura. Subsektor ini mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 11,24 persen, dengan nilai tukar yang melonjak dari 166,77 pada bulan Juni 2024 menjadi 185,51 pada bulan Juli 2024. Peningkatan ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan keseluruhan NTP.
Selain Hortikultura, subsektor lain yang turut mengalami peningkatan adalah Peternakan, yang naik sebesar 3,72 persen, dan Perikanan yang meningkat sebesar 0,42 persen. Kenaikan nilai tukar pada subsektor-subsektor ini menunjukkan adanya perbaikan dalam hasil produksi dan harga jual komoditas pertanian dan perikanan.
Menurut Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, perubahan NTP ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, Indeks Harga yang diterima Petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. Kedua, Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 1,55 persen. Penurunan Ib menunjukkan adanya penurunan biaya yang dibayar oleh petani, sementara kenaikan It mencerminkan adanya peningkatan harga jual produk pertanian.
Kenaikan NTP Tahun Kalender dan Tahun ke Tahun
Dalam periode Year to Date (YTD), atau tahun kalender, NTP mengalami kenaikan sebesar 1,75 persen. Begitu juga secara Year on Year (YoY), yang menunjukkan kenaikan sebesar 4,45 persen. Kenaikan ini menandakan adanya perbaikan yang berkelanjutan dalam kondisi ekonomi petani dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP)
Sejalan dengan kenaikan NTP, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) juga menunjukkan peningkatan, meskipun hanya sebesar 0,04 persen. NTUP naik dari nilai 116,78 pada bulan Juni 2024 menjadi 116,83 pada bulan Juli 2024. Kenaikan ini dipengaruhi oleh peningkatan NTUP pada subsektor Hortikultura yang mencatat kenaikan sebesar 10,33 persen. Meskipun beberapa subsektor mengalami penurunan rata-rata NTUP, kenaikan signifikan di subsektor Hortikultura memberikan dampak positif pada NTUP gabungan.
Deflasi dan Inflasi di Wilayah Perdesaan
Di sisi lain, wilayah perdesaan di Sulawesi Utara mengalami deflasi sebesar 2,04 persen pada bulan Juli 2024. Deflasi terdalam terjadi pada kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang turun sebesar 3,06 persen. Selain itu, kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami deflasi meliputi Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Lainnya, serta Kesehatan.
Sementara itu, beberapa kelompok pengeluaran mengalami inflasi, termasuk Pakaian dan Alas Kaki, Perlengkapan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya, Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran, serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Inflasi ini menunjukkan adanya peningkatan harga di beberapa sektor yang mempengaruhi daya beli masyarakat di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Kenaikan NTP dan NTUP di Sulawesi Utara pada bulan Juli 2024 menandakan adanya perbaikan dalam sektor pertanian, khususnya dalam subsektor Hortikultura. Dengan kontribusi positif dari subsektor ini, diharapkan kesejahteraan petani akan terus meningkat. Namun, perlu perhatian terhadap faktor-faktor inflasi dan deflasi di berbagai sektor untuk memastikan kestabilan ekonomi di wilayah perdesaan. Upaya terus-menerus dalam meningkatkan produksi, mengurangi biaya, dan memantau perubahan harga akan menjadi kunci dalam menjaga kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Sulawesi Utara.
(N/014)
Kenaikan Nilai Tukar Petani di Sulawesi Utara Dipengaruhi Peningkatan Sub-sektor Hortikultura