BREAKING NEWS
Sabtu, 21 Juni 2025

Tabrakan Kapal Filipina, Penjaga Pantai China Bersenjata Pedang-Tombak!

BITVonline.com - Kamis, 20 Juni 2024 02:58 WIB
63 view
Tabrakan Kapal Filipina, Penjaga Pantai China Bersenjata Pedang-Tombak!
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

CHINA -Sepanjang garis tengara yang diperebutkan di Laut China Selatan, ketegangan antara Filipina dan China mencapai puncaknya ketika Angkatan Laut Filipina berhadapan dengan Penjaga Pantai China dalam serangkaian insiden yang menimbulkan keprihatinan global. Klaim kedaulatan atas wilayah yang disengketakan menggiring kedua belah pihak menuju ketegangan serius, dengan insiden terbaru menunjukkan eskalasi yang berpotensi berbahaya.

Jenderal Romeo Brawner, kepala staf Angkatan Bersenjata Filipina, mengungkapkan bahwa pasukan Filipina menggunakan “tangan kosong” untuk melawan aparat Penjaga Pantai China yang dilaporkan bersenjatakan pedang, tombak, dan pisau. Insiden tersebut tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik, termasuk kehilangan jempol seorang tentara Filipina, tetapi juga memperdalam ketegangan di perairan yang penting strategis ini.

Menurut Jenderal Brawner, kapal-kapal China sengaja menabrak kapal-kapal Filipina yang sedang mengirimkan pasokan kepada personel yang ditempatkan di Second Thomas Shoal. Aparat China diduga naik ke kapal-kapal Filipina dan menyita peralatan serta senjata, tindakan yang dianggap sebagai “pembajakan” oleh pihak Filipina.

Baca Juga:

“Kami melihat di video bagaimana [aparat] China bahkan mengancam personel kami dengan mengarahkan pisau mereka ke personel kami,” tegas Jenderal Brawner dalam konferensi persnya.

Pihak China, bagaimanapun, membantah tuduhan ini dengan menyatakan bahwa tindakan aparat mereka di lapangan adalah dalam rangka memblokir “transportasi ilegal” dan bahwa tidak ada tindakan langsung terhadap tentara Filipina yang diambil. Mereka menegaskan bahwa tindakan Penjaga Pantai China dianggap “profesional dan terkendali.”

Baca Juga:

Konfrontasi ini menyorot kompleksitas sengketa di Laut China Selatan, di mana klaim kedaulatan yang tumpang tindih antara berbagai negara telah menjadi sumber ketegangan yang berkelanjutan. Filipina, yang menempatkan kapal tua Angkatan Lautnya sebagai pos terdepan di Second Thomas Shoal untuk menegakkan klaimnya, merasa perlu untuk mempertahankan kedaulatan atas wilayah tersebut.

Analisis dari para ahli strategi militer menunjukkan bahwa blokade terhadap misi pengiriman pasokan Filipina ke pos terdepannya dapat mengancam keberlanjutan operasional mereka di lokasi tersebut. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa eskalasi lebih lanjut dapat membawa konsekuensi yang lebih serius, termasuk potensi konflik yang lebih luas di kawasan strategis ini.

Sejak beberapa tahun terakhir, China telah dilaporkan melakukan manuver berbahaya seperti bayangan, blokade, dan penggunaan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina, menciptakan ketegangan yang terus meningkat.

Dalam sebuah pernyataan yang menggugah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos telah menegaskan bahwa Manila tidak akan mundur dalam mempertahankan klaimnya, sementara Jenderal Brawner menegaskan bahwa Angkatan Laut Filipina berusaha untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Sementara itu, masyarakat internasional terus memantau perkembangan situasi ini dengan cermat, mempertanyakan potensi dampaknya terhadap stabilitas regional dan hubungan internasional yang lebih luas.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Penuh Haru, SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh Gelar Perpisahan Siswa Kelas VI, Diharapkan Jadi Kader Penerus Persyarikatan
SBY Ngaku Jarang Ngetweet: Banyak Bicara Tidak Bagus, Presiden Hanya Satu
Buka Kejuaraan Mini Soccer Jurnalis Championship 2025, Bobby Nasution Tekankan Semangat Silaturahmi Wartawan
Ketua Parpol di Jateng Ditahan, Terlibat Prostitusi Terselubung dan Tarian Striptis di Karaoke Elite
Saudi Arabian Airlines Kembali Diteror, Operasional Bandara Kualanamu Sempat Lumpuh
Kasus Hukum KPPTB Muara Batang Toru Disorot: Dinilai Cemari Semangat Perkoperasian
komentar
beritaTerbaru