JAKARTA -Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, angkat bicara mengenai kritik terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Meski mendapat banyak kritik, terutama dari Bank Dunia yang menilai program ini bisa mengganggu perekonomian, Misbakhun menegaskan bahwa program ini tidak akan membebani fiskal Indonesia.
Menurut Misbakhun, kekhawatiran tentang gangguan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat program ini terlalu dibesar-besarkan.
Ia menilai MBG adalah program yang sangat penting untuk masa depan anak-anak Indonesia, khususnya untuk mencegah stunting yang dapat menghambat perkembangan generasi penerus bangsa.
Misbakhun menjelaskan, program MBG bukan hanya sekadar pemberian makan bergizi, melainkan langkah strategis untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan tidak mengalami masalah gizi yang bisa berujung pada stunting.
"Generasi mendatang, yang sekarang masih TK dan SD, adalah generasi yang perlu diberi asupan gizi cukup. Jangan sampai menjadi generasi kurang gizi," kata Misbakhun.
Politisi Partai Golkar ini juga menekankan bahwa keberlanjutan program ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga kualitas fisik dan mental generasi penerus.
Program ini, menurutnya, adalah upaya nyata dalam mencegah kekurangan gizi yang dapat berdampak buruk dalam jangka panjang.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rasa bangganya karena program MBG sudah berhasil menjangkau 38 provinsi dan 3 juta penerima manfaat dalam waktu tiga bulan.
Meski demikian, Prabowo mengaku belum puas dengan hasil yang telah dicapai, dan berjanji akan terus bekerja untuk memperluas cakupan program ini.
"Ini sudah paling cepat yang bisa kita laksanakan. Meski begitu, saya sadar masih banyak yang belum merasakan manfaatnya, dan kami berusaha keras untuk menjangkau lebih banyak masyarakat," ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/3).