BREAKING NEWS
Senin, 11 Agustus 2025

Kritik Pedas Susi Pudjiastuti untuk Hasan Nasbi soal Tanggapan Teror Kepala Babi: "Dia Harus Berhenti!"

Adelia Syafitri - Minggu, 23 Maret 2025 12:21 WIB
Kritik Pedas Susi Pudjiastuti untuk Hasan Nasbi soal Tanggapan Teror Kepala Babi: "Dia Harus Berhenti!"
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kesal dengan tanggapan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi soal teror kepala babi.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Melalui akun media sosialnya, Susi menyuarakan protes keras terhadap sikap Hasan Nasbi yang dianggapnya meremehkan ancaman terhadap kebebasan pers.

"Ketidaktahuan!!! Dia harus berhenti mewakili pemerintah berbicara di depan umum," tulis Bu Susi di X (Twitter).

Baca Juga:

Tak hanya itu, Susi Pudjiastuti juga langsung mengirim pesan pribadi kepada Letkol Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet, untuk menyampaikan permintaan agar Presiden Prabowo Subianto segera menindak Hasan Nasbi.

"Done," tulis Bu Susi singkat setelah menyampaikan pesannya.

Baca Juga:

Susi merasa bahwa pernyataan Hasan Nasbi menunjukkan ketidaktahuan dan ketidakpekaan terhadap pentingnya menjaga kebebasan pers di Indonesia.

Dalam pandangannya, respons Hasan malah memperburuk situasi dan merendahkan upaya para jurnalis dalam melakukan tugas investigasi.

Menanggapi reaksi publik yang semakin memanas, Hasan Nasbi kembali menjelaskan bahwa ucapannya tentang memasak kepala babi berawal dari respons media sosial Cica.

Ia juga menyatakan bahwa tindakannya mengutip reaksi Cica sama sekali tidak dimaksudkan untuk merendahkan profesi jurnalis.

"Saya mengutip dari X-nya Francisca, saya hanya ingin menunjukkan bagaimana cara dia merespons teror itu. Saya tidak merendahkan pers," ujar Hasan.

Namun, meskipun Hasan mencoba membela pernyataannya, banyak pihak tetap menganggap bahwa ucapannya tidak layak dikeluarkan oleh seorang pejabat publik yang seharusnya menjaga kehormatan dan keteladanan.

Kasus kiriman kepala babi ini semakin memperjelas tantangan kebebasan pers di Indonesia, di mana jurnalis sering kali menghadapi intimidasi dan ancaman terkait pemberitaan yang mereka keluarkan.

(tb/a)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Baru 6 Bulan Menjabat, Dirut Agrinas Joao Angelo Mengundurkan Diri dan Minta Maaf ke Presiden
Indonesia dan Peru Perkuat Hubungan Bilateral di Peringatan 50 Tahun dengan Penandatanganan Kesepakatan Strategis
Sektor ESDM Sumbang 15,5% Pendapatan Negara Tapi Anggaran Tetap ‘Mandek’, Bahlil Lahadalia Sebut Kemenkeu Tak Tahu Diri
Ricky Perdana Gozali Resmi Jabat Deputi Gubernur Bank Indonesia 2025–2030
Hadiri Audiensi di Komisi Yudisial Pagi Ini, Tom Lembong: Momentum Abolisi Sayang Jika Tidak Dimanfaatkan
Perusahaan Afiliasi Adik Presiden Prabowo Tambah Kepemilikan Saham di Surge (WIFI)
komentar
beritaTerbaru