JAKARTA -Konsep multitasking atau mengerjakan banyak tugas sekaligus selama ini dianggap sebagai keterampilan penting yang bisa dicantumkan dalam resume.
Semakin banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan tanpa terlihat kewalahan, semakin dihargai kita di mata kolega dan atasan.
Namun, budaya multitasking kini mulai ditinggalkan setelah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa melakukan banyak hal sekaligus justru dapat mengurangi produktivitas.
Secara sederhana, multitasking adalah mencoba menyelesaikan lebih dari satu tugas pada waktu yang sama. Namun, otak kita tidak dirancang untuk bekerja seperti itu.
Menurut Thatcher Wine, penulis buku The Twelve Monotasks: Do One Thing at a Time to Do Everything Better, ketika kita mencoba melakukan banyak tugas sekaligus, yang sebenarnya terjadi adalah 'pergantian tugas'.
"Semua pergantian tugas itu ada harganya. Itu membebani otak kita dan menyebabkan stres yang signifikan," kata Wine.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa mencoba menyelesaikan beberapa tugas dalam waktu bersamaan justru membutuhkan waktu lebih lama dan menghasilkan lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan jika kita fokus pada satu tugas saja.
Multitasking juga dapat memengaruhi hubungan sosial kita.
Misalnya, menonton TV saat makan malam bersama keluarga atau membuka media sosial saat berkumpul dengan teman bisa menyebabkan kita kehilangan kesempatan untuk benar-benar hadir dalam interaksi tersebut.
Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa multitasking berdampak negatif bagi kita antara lain:
Sulit fokus pada tugas yang sedang dikerjakan
Mudah teralihkan perhatian
Sering membuat kesalahan atau gagal memahami sebuah tugas
Merasa kelelahan atau burnout
Sering lupa pada hal-hal kecil saat berinteraksi dengan orang lain
Merasa interaksi kita dengan orang lain kurang bermakna
Keterampilan untuk berkonsentrasi dan fokus pada satu hal dalam waktu yang lama sebenarnya dapat dipelajari dan akan semakin baik seiring latihan.
"Monotasking adalah mengerjakan satu hal pada satu waktu dengan perhatian penuh, menyelesaikan tugas, lalu beralih ke hal lain," kata Thatcher Wine.
Penting untuk berlatih untuk fokus pada satu tugas, baik itu percakapan dengan orang lain, pekerjaan di kantor, atau bahkan kegiatan sehari-hari lainnya.
Meskipun mungkin terasa sulit di awal, seiring waktu, kita akan semakin terbiasa dan fokus akan menjadi lebih alami.
Contoh yang dapat diambil adalah seorang dokter bedah, yang harus tetap fokus sepenuhnya selama berjam-jam saat melakukan operasi.
Meskipun banyak orang yang mungkin tidak dapat mencapai tingkat fokus tersebut di awal, dengan latihan yang terus menerus, hal ini bisa menjadi kebiasaan yang produktif.