JAKARTA - Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan rencana evakuasi gelombang pertama warga Gaza ke Indonesia, dengan target 1.000 orang, terutama mereka yang terluka, trauma, dan anak-anak yatim piatu.
Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap mengirimkan pesawat untuk membawa mereka ke tanah air.
"Gelombang pertama ini kami perkirakan sekitar 1.000 orang. Fokus utama adalah mereka yang membutuhkan perawatan medis dan perlindungan," ujar Prabowo sebelum keberangkatannya ke Timur Tengah untuk berkonsultasi dengan pemimpin negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
Namun, evakuasi ini masih memerlukan persetujuan dari semua pihak terkait, termasuk Pemerintah Palestina.
Meskipun demikian, rencana ini mendapat respon beragam.
Anggota Komisi I DPR, Sukamta, menyatakan dukungannya, dengan menyebut bahwa rencana evakuasi ini berbeda dengan ide Presiden AS Donald Trump yang mengusulkan pemindahan permanen warga Gaza.
"Evakuasi ini hanya bersifat sementara untuk pemulihan fisik dan mental mereka," katanya.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, mengkritik rencana tersebut dan mengingatkan agar Indonesia tidak terjerat dalam agenda geopolitik yang dapat mempermudah Israel menduduki Gaza.
Anwar menilai bantuan pengobatan seharusnya diberikan di lokasi, bukan dengan membawa korban ke Indonesia.