JAKARTA– Rapat dengar pendapat antara Komisi V DPR RI dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), BMKG, dan sejumlah mitra kerja lainnya memanas saat membahas tragedi meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.
Insiden itu terjadi dalam sesi evaluasi pelaksanaan APBN 2025 dan pembahasan anggaran 2026.
Anggota Komisi V DPR, Ghufran Zainal Abidin, menyoroti perlunya evaluasi teknis penyelamatan oleh Basarnas, terutama menyusul kematian Juliana Marins yang menuai sorotan publik internasional.
"Mengevaluasi kembali di antara beberapa program penyelamatan yang selama ini sudah dilakukan, mungkin yang paling heboh soal Juliana yang di Gunung Rinjani, itu sampai IG kepala negara diserbu oleh masyarakat Brasil," ujar Ghufran dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).
Namun, suasana rapat menjadi panas ketika Ghufran tiba-tiba menghentikan pernyataannya dan menegur Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii, yang dianggap berbicara saat dirinya sedang menyampaikan pendapat.
"Pak, saya lagi bicara ini, Bapak jangan bicara juga. Ya kalau saya lagi bicara, Bapak juga bicara, siapa yang mendengar, Pak. Ya kalau Bapak mau lanjut bicara, saya berhenti saja," kata Ghufran dengan nada kesal.
Melihat suasana memanas, Ketua Komisi V DPR, Lasarus, langsung mengambil alih dan mencoba menengahi.
Ia meminta agar Ghufran melanjutkan pernyataannya dan menyampaikan bahwa Kepala Basarnas sudah siap mendengarkan.
"Silakan dilanjut Pak (Ghufran), sepertinya Pak Kepala Basarnas sudah siap mendengar. Silakan dilanjut," ucap Lasarus.
Namun, Ghufran memilih tidak melanjutkan pernyataannya dan meminta waktu bicaranya dicukupkan.
Ia mengatakan akan kembali menyampaikan pandangannya dalam rapat selanjutnya.