Pada Minggu, 30 November 2025, TNI Angkatan Udara mengerahkan dua helikopter H225M Caracal dan satu pesawat C-130 Hercules untuk mempercepat distribusi logistik dan pemulihan jaringan energi yang terputus. (foto: Ist/ BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
ACEH BESAR- Operasi kemanusiaan di Aceh terus diperkuat setelah sejumlah wilayah terdampak banjir besar masih terisolasi akibat jembatan dan jalur darat yang rusak.
Pada Minggu, 30 November 2025, TNI Angkatan Udara mengerahkan dua helikopter H225M Caracal dan satu pesawat C-130 Hercules untuk mempercepat distribusi logistik dan pemulihan jaringan energi yang terputus.
Dua heli Caracal bernomor HT-7202 dan HT-7205 dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor diberangkatkan dari Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh di Lanud Sultan Iskandar Muda.
Misi udara dilakukan setelah akses jalur darat menuju sejumlah kecamatan di Aceh Tengah dan Bireuen masih sulit ditembus.
Caracal Ditugaskan untuk Jaringan Energi dan Dropping Logistik
Caracal HT-7202 membawa teknisi PLN untuk memperbaiki jaringan SUTT yang rusak parah di wilayah Bireuen. Sementara HT-7205 mengangkut logistik ke Takengon, Aceh Tengah.
Kedua heli tersebut menjalankan lima sortie dropping bantuan di dua titik utama, mempercepat suplai kebutuhan pokok kepada warga.
Hercules Bawa 3,8 Ton Bantuan dan Bahan Bakar Operasi Udara
Danlanud Sultan Iskandar Muda sekaligus Dansatgas Udara Aceh, Kolonel Nav Sudaryanto, menyampaikan bahwa dukungan udara tidak hanya mengandalkan helikopter.
Pada waktu bersamaan, pesawat Hercules A-1315 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh turut mendarat membawa 3,8 ton bantuan dari Kementerian Pertahanan, berisi makanan pokok, obat-obatan, dan perlengkapan medis.
Hercules tersebut juga menurunkan bahan bakar Aftur, yang krusial untuk menjamin keberlanjutan operasi udara di wilayah terdampak.
Bahan bakar dan sebagian bantuan logistik diturunkan di Bandara Malikussaleh, Aceh Utara, sebagai bagian dari dukungan terintegrasi untuk penanganan darurat.
Mobilisasi Udara Jadi Tulang Punggung Operasi Kemanusiaan Aceh
Terputusnya jalur darat membuat mobilisasi udara menjadi tulang punggung utama penyaluran bantuan dan pemulihan infrastruktur vital, termasuk listrik dan suplai kebutuhan dasar.
TNI AU menyebut operasi ini sebagai langkah strategis dalam mempercepat jangkauan bantuan ke desa-desa yang hingga kini belum bisa ditembus kendaraan darat.
Upaya terpadu ini diharapkan dapat menurunkan tingkat keterisolasian warga dan mempercepat proses pemulihan, terutama di wilayah yang masih mengalami krisis energi, logistik, dan mobilitas.*