BREAKING NEWS
Sabtu, 26 April 2025

Puasa Ramadan: Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup

Adelia Syafitri - Minggu, 23 Maret 2025 08:59 WIB
122 view
Puasa Ramadan: Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh - Eko Ernada

RAMADAN datang seperti embusan angin segar yang menyapa kelelahan jiwa manusia dalam hiruk-pikuk zaman.

Dalam cahaya suci yang turun pada bulan ini, ada panggilan untuk kembali pada kejernihan diri, mengasah kesadaran akan tugas besar peradaban: menata dunia dengan kebajikan, ilmu, dan keadilan.

Baca Juga:

Puasa bukan sekadar ibadah ritual, tetapi sebuah latihan spiritual yang mengajarkan ketahanan, kesabaran, dan disiplin—modal utama dalam membangun peradaban unggul.

Dalam kaitan dengan sejarah Islam , puasa bukanlah sekadar ibadah personal, tetapi fondasi moral yang melahirkan generasi pemikir, ilmuwan, dan pemimpin berintegritas.

Baca Juga:

Jika kita menelusuri jejak emas peradaban Islam pada abad ke-8 hingga ke-13, kita akan menemukan bahwa spiritualitas dan ilmu tidak pernah dipisahkan.

Inilah era ketika dunia Islam menjadi pusat peradaban, menghamparkan cahaya ke segala penjuru dunia melalui ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat.

Pada masa Dinasti Abbasiyah, misalnya, Baghdad menjadi mercusuar ilmu pengetahuan.

Rumah Kebijaksanaan (Baitul Hikmah) berdiri megah sebagai laboratorium intelektual, tempat para ilmuwan dari berbagai latar belakang agama dan etnis berkumpul untuk menerjemahkan, mengembangkan, dan menciptakan gagasan-gagasan besar. Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, dan Al-Ghazali adalah sedikit dari banyak nama yang membuktikan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang ketakwaan, tetapi juga tentang keberanian berpikir dan keberpihakan pada kebenaran.

Pada saat yang sama, di belahan dunia lain, Eropa masih tertidur dalam abad kegelapan.

Ilmu pengetahuan dan rasionalitas yang berkembang dalam peradaban Islam kemudian menjadi jembatan bagi kebangkitan Eropa di era Renaisans.

Universitas-universitas besar di dunia Barat, seperti di Paris dan Oxford, banyak menyerap gagasan-gagasan ilmuwan Muslim.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Harga Kelapa Parut Melonjak Hingga Rp 25 Ribu, Mendag: Karena Diekspor
Hasto Kristiyanto Puasa 3 Hari 3 Malam di Tahanan, Kardinal Suharyo: Seperti Kisah Ester dalam Alkitab
Apel Gabungan Setelah Libur Lebaran, Walikota Padangsidimpuan Tegaskan Kedisiplinan ASN dan Optimalisasi Kinerja Harus Dikedepankan
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2025: Waktu Tepat untuk Meraih Pahala Lebih Banyak
Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Gubernur Bobby Nasution Soroti Keterlambatan dan Atribut Tidak Lengkap
Tak Mampu Ganti Utang Puasa Ramadhan? Ini Besaran Fidyah dan Cara Bayarnya
komentar
beritaTerbaru