BREAKING NEWS
Rabu, 18 Juni 2025

Idul Fitri untuk Menanamkan Pendidikan Karakter Anak Didik

Redaksi - Rabu, 02 April 2025 20:21 WIB
310 view
Idul Fitri untuk Menanamkan Pendidikan Karakter Anak Didik
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Sejalan dengan ini, Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menegaskan bahwa akhlak anak dibentuk lebih banyak melalui contoh nyata ketimbang nasihat verbal. Maka, kesenjangan antara ajaran dan kenyataan akan menciptakan ruang hampa dalam internalisasi nilai-nilai karakter.

Kedua, dominasi gawai dan media sosial yang mengikis interaksi sosial secara langsung. Era digital membawa kemudahan informasi, tetapi juga tantangan besar bagi pembentukan karakter. Gawai dan media sosial kini mendominasi perhatian anak-anak, menjauhkan mereka dari interaksi sosial nyata yang menjadi lahan tumbuhnya empati, sopan santun, dan kasih sayang.

Baca Juga:

Jean Twenge, profesor psikologi dari San Diego State University, dalam bukunya, iGen (2017), menjelaskan bahwa generasi yang tumbuh bersama gawai cenderung lebih kesepian, kurang empati, dan sulit berinteraksi dalam dunia nyata. Ia menyebut, "The more time teens spend looking at screens, the more likely they are to report symptoms of depression and anxiety."

Dalam perspektif Islam, interaksi sosial yang penuh adab adalah bagian penting dari pendidikan karakter. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia," (HR Al-Bukhari). Ketika ruang sosial bergeser dari dunia nyata ke dunia digital, nilai-nilai adab dan akhlak rentan tergerus jika tidak disertai bimbingan moral yang memadai.

Baca Juga:

Ketiga, penekanan berlebih pada aspek kognitif dan nilai akademik. Lingkungan pendidikan modern sering kali terlalu fokus pada prestasi akademik, mengukur keberhasilan anak semata-mata dari nilai ujian dan capaian intelektual. Akibatnya, aspek afektif (emosi dan nilai moral) dan psikomotorik (tindakan) menjadi terabaikan.

Ki Hadjar Dewantara dalam filsafat pendidikannya menekankan keseimbangan antara olah pikir, olah rasa, dan olah karsa. Ia berpesan, "Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksud pendidikan ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya."

Fokus yang berlebihan pada aspek kognitif bisa melahirkan generasi yang cerdas, tetapi dingin secara emosi dan lemah dalam tanggung jawab sosial. Pendidikan karakter menuntut ruang yang luas untuk perasaan, sikap, dan tindakan nyata yang bermakna.

Tiga tantangan ini memperlihatkan bahwa pendidikan karakter tidak bisa berjalan sendiri, apalagi ditempatkan sebagai pelengkap. Ia harus diarusutamakan dalam sistem pendidikan, diperkuat oleh keteladanan, dibimbing dalam dunia digital, dan diimbangi dengan penghargaan terhadap dimensi moral anak didik.

TITIK MASUK STRATEGIS

Momen Idul Fitri dapat menjadi titik masuk strategis dalam menanamkan karakter pada anak didik. Pertama, guru dan orangtua dapat menjadikan kisah-kisah seputar Idul Fitri sebagai media pembelajaran nilai. Dalam konteks ini guru bisa memberikan tugas refleksi pasca-Lebaran kepada anak didik, misalnya menulis cerita 'Pengalaman Berharga saat Idul Fitri' yang memuat nilai-nilai karakter yang mereka alami.

Kedua, praktik silaturahim bisa dihidupkan dalam lingkungan sekolah melalui kegiatan halalbihalal, berbagi kepada sesama, atau simulasi meminta maaf dengan tulus. Tradisi saling memaafkan mengajarkan kerendahan hati dan rekonsiliasi. Di momen Idul Fitri, anak-anak bisa diajak secara langsung untuk meminta dan memberi maaf kepada orangtua, saudara, guru, dan teman-teman. Selain itu, anak-anak juga bisa diberi contoh bagaimana cara mengenalkan diri, menyampaikan salam, dan mendengarkan orang yang lebih tua dengan penuh perhatian.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Bupati Deli Serdang Buka Muscab Pramuka 2025: Tegaskan Pramuka Tak Boleh Terseret Politik Praktis
Kapolres Sibolga dan Bhayangkari Salurkan Bantuan kepada Korban Kebakaran dan Personel Sakit
Dinas Pendidikan Muaro Jambi Hadiri Soft Closing Program PHBK Akbar (PPA) 5 Tahun 2025
Anak Nakal: Cermin Pancasila?
Kak Seto Tegaskan: Barak Pelajar Bukan Militerisasi Anak, Tapi Pendidikan Karakter
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Akan Buat Pergub Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak Militer
komentar
beritaTerbaru