
Polisi Grebek Rumah Kosong di Padangsidimpuan, Tangkap Pelaku dan Amankan Sabu Siap Edar
PADANG SISDIMPUAN Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Padangsidimpuan berhasil menangkap seorang pria berinisial ZL (
Hukum dan KriminalOleh : DR. H. Aslam Nur MA
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir secara mendalam, logis, dan argumentatif. Setiap kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada alasan yang kuat, baik berupa data, dalil, maupun argumentasi ilmiah. Dalam Islam, berpikir kritis merupakan bagian dari tanggung jawab intelektual seorang mukmin.
Berpikir kritis sendiri terbagi ke dalam dua bentuk utama: berpikir logis dan berpikir kreatif. Keduanya menjadi modal penting dalam menggali, memahami, serta mengamalkan ajaran Islam secara lebih mendalam.
Namun, ironisnya, dalam praktik beragama, kita kadang menjauhi cara berpikir kritis. Tidak sedikit dari kita yang enggan mempertanyakan sumber suatu ibadah—seolah mempertanyakan berarti meragukan. Padahal, justru dengan berpikir kritis, kita bisa memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan benar-benar memiliki dasar yang kuat.
Allah SWT dengan tegas mengingatkan kita dalam firman-Nya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 36)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia diberi tanggung jawab atas penggunaan akal dan indra mereka. Maka, tidak sepantasnya kita mengikuti suatu amalan tanpa mengetahui asal-usul dan dalilnya.
Khazanah Intelektual Islam
Perlu kita pahami bahwa perangkat berpikir kritis dalam Islam telah tersedia dan berkembang sejak masa awal Islam. Dalam khazanah intelektual Islam, kita mengenal berbagai cabang ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu fikih, ilmu hadis, ilmu ushul fikih, nahwu, balaghah, sharaf, dan lain sebagainya. Semua itu menjadi alat bantu agar umat Islam dapat memahami ajaran secara utuh dan bertanggung jawab.
Sebagai contoh, dalam ilmu ushul fikih, terdapat kaidah:
"Al-ashlu fi al-amri al-wujub illa an yadulla dalil 'ala ghairihi."
Artinya: "Asal dari setiap perintah adalah wajib, kecuali ada dalil yang menunjukkan hukum lain."
Begitu pula dalam hal ibadah, para ulama menetapkan kaidah:
"Al-ashlu fi al-'ibadah at-tahrim illa ma dalla ad-dalil 'ala mashru'iyyatihi."
Artinya: "Asal dari ibadah adalah terlarang, kecuali ada dalil yang mensyariatkannya."
Dari kaidah tersebut, kita memahami bahwa ibadah tidak boleh dilakukan hanya berdasarkan tradisi atau warisan turun-temurun, tetapi harus berdasarkan dalil yang sahih.
Menghindari Taklid Buta
Sayangnya, sebagian dari kita masih cenderung mengabaikan proses berpikir kritis dalam beragama. Kita kerap mendasarkan ibadah pada apa yang diwariskan oleh nenek moyang kita tanpa mengevaluasi kebenarannya. Padahal, Allah juga telah memperingatkan hal ini dalam firman-Nya:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang diturunkan Allah,' mereka menjawab: 'Tidak! Kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari (ajaran) nenek moyang kami.' Apakah (mereka akan tetap mengikuti nenek moyang mereka) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al-Baqarah: 170)
Ayat ini dengan jelas mengkritik sikap taklid buta, yakni mengikuti sesuatu tanpa dasar ilmu atau dalil. Maka dari itu, sudah semestinya kita membangun cara berpikir yang kritis dan ilmiah dalam beragama.
Kemuhammadiyahan: Gerakan Islam Berbasis Dalil
Di sinilah pentingnya peran Muhammadiyah dalam membentuk karakter umat yang berpikir maju dan kritis. Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah telah menekankan pentingnya kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah yang sahih. Segala bentuk ibadah diteliti, ditimbang, dan dipastikan memiliki dasar dari dalil yang benar.
Muhammadiyah tidak serta-merta menerima tradisi yang berkembang, melainkan mengkaji ulang apakah suatu amalan memiliki dasar yang kuat dalam Islam. Ini adalah bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yang berlandaskan ilmu, bukan sekadar warisan budaya.
Melalui pendekatan ini, Muhammadiyah terus berupaya membangun masyarakat yang berkemajuan—masyarakat yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga paham mengapa mereka beribadah, serta dapat menjelaskan dasar dan tujuannya.
Berpikir kritis dalam beragama bukanlah bentuk pembangkangan, melainkan bagian dari keimanan yang sehat. Dengan berpikir kritis, kita menjaga kemurnian ajaran Islam dan menjauhkan diri dari taklid buta.
Mari kita jadikan semangat ini sebagai bagian dari kehidupan beragama kita. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, dan para ulama terdahulu—mereka semua berpikir mendalam sebelum mengamalkan ajaran, dan selalu merujuk kepada dalil yang sahih.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita agar terus belajar, menelaah, dan mengamalkan ajaran-Nya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
penulis adalahRektor Universitas Muhammadiyah Aceh
PADANG SISDIMPUAN Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Padangsidimpuan berhasil menangkap seorang pria berinisial ZL (
Hukum dan KriminalJAKARTA Dua media internasional terkemuka, Reuters dan BBC, menyoroti fenomena pengibaran bendera One Piece oleh sejumlah warga Indonesi
NasionalSINGAPURA Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Singapura untuk menghadiri Parade Hari Nasional Singap
NasionalJAKARTA Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke80 Kemerdekaan Republik Indonesia, semangat perayaan 17 Agustus kini makin berwar
NasionalJAKARTA Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, menegaskan bahwa tujuan utama dalam berke
NasionalLABUHANBATU UTARA Keributan dan nyaris adu jotos terjadi di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, pada S
Hukum dan KriminalPAK PAK BHARAT Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, secara resmi melantik dan mengukuhkan tujuh Pejabat Pimpinan Tinggi Prata
NasionalJAKARTA Pemerintah menetapkan 18 Agustus 2025 sebagai cuti bersama nasional dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke80 Kemerde
NasionalJAKARTA Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka. Penyanyi dan aktris cilik legendaris Santi Sardi tutup usia pada Jumat, 8 Agustus 2025 di
EntertainmentJAKARTA Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan Cheryl Darmadi, putri dari taipan sawit Surya Darmadi, sebagai buronan terkait kasus d
Nasional