BREAKING NEWS
Jumat, 19 Desember 2025

Transformasi Konservasi Badak melalui Penerapan Radionuklida

BITV Admin - Kamis, 18 Desember 2025 13:56 WIB
Transformasi Konservasi Badak melalui Penerapan Radionuklida
Ilustrasi. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Hal ini menunjukkan bahwa keamanan fisik saja tidak cukup untuk menghadapi jaringan kriminal yang terorganisir.

Di Asia, tantangan bahkan lebih kompleks. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) hidup di hutan lebat dan sulit diakses, sehingga patroli lapangan tidak selalu efektif.

Pemotongan cula hampir tidak mungkin dilakukan tanpa menimbulkan risiko serius bagi hewan, sementara kamera traphanya menangkap sebagian kecil aktivitas ilegal. Kasus nyata di Indonesia menunjukkan kelemahan ini.

Pada kasus 2024 lalu, perdagangan cula Badak Jawa, bukti digital seperti chat dan foto seringkali tidak cukup untuk menuntut pelaku di pengadilan, sehingga terdakwa bisa lolos di tingkat pertama.

Isolasi populasi dan rendahnya tingkat reproduksi semakin memperparah dampak setiap kematian. Dengan kata lain, meskipun konservasi tradisional membantu, metode ini belum mampu menutup celah perburuan dan perdagangan ilegal secara efektif.

Inovasi Teknologi Nuklir untuk Konservasi

Di sinilah sains nuklir masuk sebagai solusi inovatif melalui The Rhisotope Project.

Inisiatif perintis yang diluncurkan pada tahun 2021 ini diprakarsai oleh Universitas Witwatersrand (Wits University) di Afrika Selatan di bawah pimpinan Profesor James Larkin, bekerja sama dengan korporasi nuklir global seperti ROSATOM serta para ilmuwan dari Australia dan Amerika Serikat.

Secara teknis, proyek ini memanfaatkan radionuklida isotop radioaktif dalam dosis renik (sangat kecil) yang aman yang disisipkan langsung ke dalam cula badak.

Proses ini memanfaatkan sifat biologis cula yang unik yaitu tersusun dari keratin padat (serupa kuku manusia) tanpa pembuluh darah utama atau saraf.

Hal ini memungkinkan penyisipan isotop dilakukan secara presisi tanpa menyakiti atau membahayakan kesehatan hewan tersebut, namun cukup untuk menanamkan penanda kimiawi yang permanen.

Dampak Strategis terhadap Perburuan

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Kejatisu: PT Ciputraland Tidak Terlibat Korupsi Lahan PTPN I
KPK Tangkap Lima Orang di Banten, OTT Kesembilan Tahun 2025
Rakerda PWI Sumut 2025 Dibuka, Wagub Ingatkan Kebebasan Pers Bukan Tanpa Batas
KUHP Baru Berlaku 2 Januari 2026, Bali Siap Terapkan Hukuman Sosial Berbasis Kearifan Lokal
Medan Siap Terapkan Pidana Kerja Sosial Mulai 2026, Warga Diharapkan Paham Siapa Saja yang Bisa Kena Sanksi
PKS Desak Polisi Usut Tuntas Perampokan di Cilegon yang Menewaskan Anak Kadernya
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru