BREAKING NEWS
Minggu, 26 Oktober 2025

Gunung Dempo Alami Perubahan Bentuk Tubuh, Apa Penyebabnya?

Raman Krisna - Selasa, 19 Agustus 2025 19:42 WIB
Gunung Dempo Alami Perubahan Bentuk Tubuh, Apa Penyebabnya?
Gunung Dempo. (foto: tangkapan layar ig vincenttsiregar)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Gunung Dempo yang terletak di wilayah Pagar Alam, Sumatera Selatan, menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan pemantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terdeteksi adanya fenomena inflasi atau perubahan bentuk tubuh gunung yang mengindikasikan tekanan dari kedalaman dangkal masih terus berlangsung.

"Pengamatan deformasi dengan metode GNSS dan tiltmeter menunjukkan tren inflasi tubuh gunung. Artinya, tekanan dari kedalaman dangkal masih terjadi," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (19/8).

Inflasi ini bertepatan dengan erupsi freatik yang terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.48 WIB.

Kolom erupsi tercatat mencapai ketinggian 1.300 meter di atas puncak gunung, dengan asap berwarna putih tebal yang condong ke arah selatan.

Data dari Pos Pengamatan Gunung Api di Kota Pagar Alam menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan selama periode 1–18 Agustus 2025. Di antaranya tercatat:

- 40 kali gempa hembusan

- 2 kali gempa terasa dengan skala I–II MMI

- 10 kali gempa tektonik jauh

- Getaran tremor menerus dengan amplitudo 0,5–10 mm, dominan 5 mm

Meskipun demikian, tingkat aktivitas Gunung Dempo saat ini masih berada pada Level II (Waspada).

Badan Geologi mengimbau masyarakat, pendaki, maupun wisatawan agar tidak mendekati area Kawah Marapi dalam radius 1 kilometer, serta menghindari sektor utara sejauh 2 kilometer dari bukaan kawah.

Wafid menjelaskan bahwa erupsi freatik seperti yang terjadi pagi tadi umumnya berlangsung secara tiba-tiba dan tidak selalu didahului gejala vulkanik yang signifikan.

Oleh sebab itu, tingkat kewaspadaan harus tetap dijaga karena potensi lontaran material dan paparan gas berbahaya masih ada.

"Jenis erupsi freatik ini tidak bisa diprediksi secara presisi, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Badan Geologi menegaskan akan terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Dempo, termasuk penilaian bahaya dan sosialisasi kepada warga sekitar.

Informasi terkini dapat diakses melalui aplikasi resmi Badan Geologi maupun langsung dari Pos Pengamatan di Pagar Alam.*

(vo/a008)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru