BAYANGKARA.CO,SUMUT-Adanya permasalahan Internal organisasi otonom (Ortom )Tapak Suci Putera Muhammadiyah pada MUSWIL Ke 13 Muhammadiyah Sumatera Utara di Padang Sidempuan pada tanggal 17 – 19 Februari 2023.
Adanya permasalahan Internal, Ortom Tapak Suci Putera Muhammadiyah pada MUSWIL Ke 13 Muhammadiyah Sumatera Utara di Padang Sidempuan pada tanggal 17 – 19 Februari 2023 hingga sampai proses ke Polisi.
Ketua Pimwil VIII Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sumatera Utara atas nama Ahmad Fauzan Daulay mengatakan, pemicu permasalahan itu dikarenakan masalah internal di Kepengurusan Tapak Suci Sumut.
Ia mengatakan Riduwan tidak lagi menjabat sebagai Sekretaris Tapak Suci Sumatera Utara “Begini, ini masalah internal. Riduwan ini, mantan sekretaris Tapak Suci Sumut.
Hasil Rapat Kerja Wilayah (MUSWIL) yang dilaksanakan di Hotel Permata Land Rantau Perapat tanggal 12 – 13 November 2022 dihadiri 18 dari 21 Pimpinan Daerah memutuskan bahwa Riduwan Putra Saleh diganti dari jabatannya.
Makanya dan sudah ditunjuk penggantinya dan kami sudah memberikan berita acara Rakerwil Tapak Suci Sumut kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut dan bahkan sampai ke Pimpinan Pusat Tapak Suci Indonesia,” kata Fauzan saat dikonfirmasi awak media, Selasa (21/2).
Fauzan menambahkan selaku ketua Tapak Suci Sumut, pelaksanaan MUSWIL Ke 13 Pimpinan Muhammadiyah Sumatera Utara terhadap surat mandat untuk mengahadiri rapat musyawarah wilayah itu mengatasnamakan pengurus Tapak Suci Sumut tidak bisa digunakan ,Sehingga membuat Ketua Pimwil VIII Tapak Suci Sumatera Utara Ahmad Fauzan Daulay dan juga selaku politisi PAN Sumut tidak bisa melakukan registrasinya pada acara tersebut.
Berdasrkan wawancara awak media kepada Fauzan selaku ketua Tapak Suci Sumut juga menambahkan” “Saat registrasi, saya tidak terdaftar disebabkan ada mandat lain yang mengatasnamakan Tapak Suci Sumut ditandatangani oleh Wakil Ketua Tapak Suci yaitu Ahmad Arif dan Ridwan Putra Saleh, yang sudah dipecat dan diganti,” jelas Fauzan.
Sebelumnya Fauzan sudah melaporkan hal itu, kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut dan memprotes surat mandat tersebut, yang dibawa oleh Riduwan.
“Saya jelaskan, laporkan kepada pimpinan Muhammadiyah Wilayah Sumut. Sudah damai-damai, peserta Ketua dan Sekretaris yang lama. Saya tidak terima, itu forum resmi. Kalau Muhammadiyah tidak menerima, lebih bagus coret dua-duanya,” ungkapnya.
Saat berada di dalam ruang rapat tersebut, Fauzan mengaku dipanggil keluar oleh panitia musyawarah dan diluar sudah ada Riduwan. Ia menilai melihat muka Riduwan seperti menantang dirinya.
“Di luar mukanya, macam melawan dan mengejek. Tentunya, saya emosi. Saya pelatih, saya seniornya, kok kurang ajar gitu. Sudah diganti dibuat mandat. Emosi saya disitu, tidak terkontrol. Saya tunjang dia, bukan dipukul. Saya tendangan sekali, mungkin karena emosi dia. Dia membalas memukul. Ketika saya mau pukul, kawan-kawan dan senior di Tapak Suci, gak terima,” ucapnya.
Atas kejadian itu sehingga memicu atau munculnya masalah baru ,Fauzan mengklarifikasi terkait pemberitaan bahwa penganiayaan itu terkesan sudah direncanakan.
Ia mengungkapkan semua hanya spontanitas karena tersulut emosi.
“Jadi, pertama yang perlu saya jelaskan bahwa keributan yang terjadi bukan merupakan direncanakan. Itu spontanitas, kejadian keributan itu ditempat acara muspimwil, polisi ada situ, pihak keamanan ada disitu dan juga panitia. Tidak mungkin kita menganiaya, ada polisi. Tentunya, kita dibawa ke kantor polisi,” ungkapnya.
“Spontanitas saja, tanpa direncanakan, tidak ada penganiayaan. Cuma pas keributan, terkena jam tangan atau cincin. Ada sedikit, itu jadi sandaran dia melapor (ke Kantor Polisi). Kalau ada penganiayaan, kami diamankan ke kantor polisi lah,” sambungnya.
Meski dilaporkan ke Polres Padang Sidimpuan, Fauzan mengaku belum ada dipanggil dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Begitu juga, dia tidak ada rencana melapor balik Riduwan ke polisi.
“Sampai hari ini, saya belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian, saya menunggu. Saya tidak ada melapor balik, saya tidak,”
Diluar dari kejadian tersebut yang kami sayangkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut selaku orang tua kami atau ayahnda kami terkhusus Panitia tidak mendengarkan apa-apa yg kami sampaikan pada pertemuan sebelumnya, bahkan memberikan keluasaan kepada Riduwan Putra Saleh yang merupakan mantan sekretaris Pimwil Tapak Suci Sumut atas kepesertaan nya didalam Muswil Pimpinan Muhammadiyah Sumut dan menolak mandat saya selaku ketua yg SAH.
Akibat kecerobohan Panita dan juga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut sehingga memicu permasalahan ini semua, tentu kami Pengurus Wilayah Tapak Suci Sumut sangat kecewa kepada ayahnda kami, dan kami harap semua hal terjadi tidak terlepas dari tanggungjawab dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut. pungkasnya Ahmad Fauzan Daulay.
(RO4/BAYANGKARA.CO)
Dugaan Mantan Sekretaris Pimwil Tapak Suci Sumut merampas hak Suara Ketua pada Muswil Muhammadiyah Sumatera Utara.