Bocah 8 Bulan Hilang di Jaksel Ditemukan Meninggal, Polisi Amankan Tersangka
JAKARTA Kasus hilangnya bocah Alvaro Kiano Nugroho, 6 tahun, di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sudah berlangsung delapan bulan, ber
Peristiwa
MEDAN — Kritik terhadap keberadaan PT Toba Pulp Lestari (TPL) kembali menguat. Ketua Yayasan Pusuk Buhit yang berpusat di Kabupaten Samosir, Efendy Naibaho, menegaskan bahwa polemik seputar pabrik tersebut bukan isu baru.
"Penolakan masyarakat terhadap PT TPL ini sudah lama. Tapi pemerintah tetap mempertahankan," tegas Efendy dalam Podcast BUKA-BUKAAN di Studio Redaksi bitvonline.com, Kamis (20/11/2025).
Menurut Efendy Naibaho, masalah PT TPL yang dulu bernama PT Inti Indorayon Utama (IIU), merupakan persoalan struktural yang telah salah sejak kelahirannya.Baca Juga:
Pembangunan di Hulu yang Dinilai Keliru
Dalam pernyataannya, Efendy menegaskan bahwa pendirian pabrik pulp dan rayon TPL, telah keliru sejak penentuan lokasi. Ia menyebut pabrik tersebut sebagai satu-satunya pabrik pulp dan rayon di dunia yang justru dibangun di hulu, di daerah perbukitan.
Menurut Efendy, bahkan Pangkopkamtib saat itu, Jenderal Sudomo, pernah mengakui kekeliruan penempatan lokasi pabrik PT TPL tersebut yang berada di hulu/di perbukitan.
"Kalau sudah salah dari awal, mengapa tetap dipertahankan?" kritiknya, menyinggung dugaan adanya kepentingan tertentu yang membuat pemerintah terus mendukung PT TPL.
Perusakan Lingkungan dan Deretan Bencana
Efendy juga menuding PT TPL melakukan perambahan hutan tidak hanya di area konsesi, tetapi juga di luar zona izin. Ia mengaitkan aktivitas tersebut dengan berbagai bencana ekologis di kawasan Danau Toba.
"Banjir bandang di Sihotang, Parapat, Tarutung, longsor, hingga sungai-sungai yang mengering di Samosir, itu akibat hutan dihajar," ujarnya.
Menurutnya, PT TPL telah mengganggu ekologi Danau Toba yang statusnya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan semestinya dilindungi sepenuhnya dari aktivitas industri ekstraktif.
Dukungan Penuh Tokoh Gereja
Efendy menyampaikan apresiasinya terhadap sikap pimpinan tertinggi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
Ia menyebut Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Viktor Tinambunan, serta pendahulunya Pdt. Dr. SAE Nababan, sebagai tokoh yang konsisten menolak keberadaan TPL sejak masa Indorayon.
"Ini bukan sekadar khotbah. Ephorus memimpin langsung gerakan moral ini. Dan kami jemaat siap mengawal," tegasnya.
JAKARTA Kasus hilangnya bocah Alvaro Kiano Nugroho, 6 tahun, di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sudah berlangsung delapan bulan, ber
Peristiwa
JEPARA, Upaya pengembangan Situs Patiayam yang membentang di Kudus dan Pati, Jawa Tengah, kini memasuki babak baru. Para pakar menekanka
Pendidikan
PADANGSIDIMPUAN Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) PadangsidimpuanSipirok, tepatnya di Desa Simirik, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara
Peristiwa
JAKARTA Kilang LPG Recovery Cilamaya, yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dipastikan hampir rampung dan ditargetkan mulai
Ekonomi
DENPASAR Satgas Pangan Polda Bali kembali menegaskan komitmennya menjaga kestabilan harga pangan. Minggu (23/11/2025), tim gabungan mela
Ekonomi
JAKARTA Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmen pemerintah menutup celah masuknya baju bekas ilegal ke Indonesia. Pene
Ekonomi
JAKARTA Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menertibkan permukiman warga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Cipinang Besa
Pemerintahan
JAKARTA Asam lambung yang berlebih sering menimbulkan rasa tidak nyaman, namun penderita kondisi ini tetap bisa menikmati camilan. Kunci
Kesehatan
DELISERDANG Ribuan warga Desa Sampali memadati Lapangan Sepak Bola Jalan Sampali, Deliserdang, Minggu (23/11/2025), untuk menghadiri pun
Pemerintahan
BANDUNG Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyerahkan Manifesto MMS kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dokumen ini berisi peta jalan
Politik