BREAKING NEWS
Jumat, 17 Oktober 2025

JJ Rizal Sebut Fatmawati Sukarno Berjilbab Saat Proklamasi Kemerdekaan

BITVonline.com - Kamis, 15 Agustus 2024 09:15 WIB
JJ Rizal Sebut Fatmawati Sukarno Berjilbab Saat Proklamasi Kemerdekaan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM –Menjelang perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia, publik kembali dihadapkan pada sebuah fakta menarik dan kontroversial terkait sejarah dan simbolisme kemerdekaan. Fatmawati Sukarno, Ibu Negara pertama Republik Indonesia, ternyata mengenakan jilbab saat upacara proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Hal ini terungkap melalui dokumentasi sejarah dan konfirmasi dari sejarawan JJ Rizal.

Fatmawati Sukarno dan Jilbab di Proklamasi Kemerdekaan

JJ Rizal, seorang sejarawan terkemuka, mengkonfirmasi bahwa Fatmawati Sukarno memang mengenakan jilbab pada saat upacara proklamasi kemerdekaan. “Iya betul (Fatmawati berkerudung),” kata Rizal saat dimintai tanggapan. Dokumentasi sejarah menunjukkan bahwa Fatmawati, yang hadir di tengah acara bersejarah tersebut, mengenakan kebaya dan jilbab, menonjol di antara mayoritas pria yang hadir.

Fatmawati Sukarno, sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, menunjukkan bahwa jilbab tidak hanya merupakan simbol agama tetapi juga bagian dari identitas nasional dan sejarah. Pada masa itu, penggunaan jilbab oleh Fatmawati tidak mengurangi makna dari upacara tersebut, melainkan justru menambah kekayaan simbolis peristiwa tersebut.

Kontroversi Kebijakan BPIP

Namun, 79 tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) sempat mengeluarkan kebijakan kontroversial terkait Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Kebijakan tersebut meminta anggota Paskibraka untuk melepas jilbab mereka saat pengukuhan dan pengibaran bendera pada 17 Agustus 2024. Keputusan ini memicu polemik di masyarakat, dengan banyak pihak menilai bahwa BPIP melakukan penyeragaman yang sembarangan dan mengabaikan hak individu untuk mengekspresikan identitas keagamaan mereka.

Kebijakan ini dianggap tidak menghargai keberagaman dan hak beragama, serta berpotensi menciptakan ketidaknyamanan di kalangan anggota Paskibraka yang telah memakai jilbab sejak kecil. Banyak yang menganggap bahwa keputusan ini bertentangan dengan semangat inklusivitas dan kebhinekaan yang menjadi prinsip dasar negara.

Revisi Kebijakan BPIP

Menanggapi kritik dan polemik yang muncul, BPIP akhirnya memutuskan untuk merevisi kebijakan mereka. Mereka mengizinkan anggota Paskibraka untuk tetap mengenakan jilbab selama upacara peringatan kemerdekaan. Keputusan ini diharapkan dapat menenangkan protes dan memastikan bahwa keberagaman dihargai dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pengesahan kembali jilbab untuk anggota Paskibraka menegaskan bahwa simbol-simbol pribadi dan keagamaan tetap memiliki tempat dalam acara-acara kenegaraan, tanpa harus mengorbankan prinsip kebersamaan dan identitas nasional.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru