YOGYAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, dengan tegas menegaskan bahwa organisasi NU, baik di tingkat pusat maupun daerah, akan tetap netral dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Pernyataan ini disampaikannya usai pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kantor Kepatihan Yogyakarta.
Yahya Cholil Staquf menekankan bahwa keterlibatan anggota NU dalam kampanye atau menjadi tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden adalah pandangan politik pribadi. Bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas politik semacam itu, dipinta untuk mengambil cuti dari keanggotaan dan kepengurusan NU. Hal ini dilakukan guna menjaga netralitas organisasi yang memiliki jutaan anggota di seluruh Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Yahya Cholil Staquf juga menjelaskan bahwa sikap netralitas PBNU bukanlah sesuatu yang baru, melainkan telah menjadi prinsip yang teguh dalam perjalanan organisasi NU. Netralitas tersebut menjadi cerminan dari semangat persatuan dan kesatuan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi yang dijunjung tinggi oleh Nahdlatul Ulama.
Pernyataan Yahya Cholil Staquf ini menjadi sorotan penting dalam persiapan menuju Pemilu 2024, mengingat peran dan pengaruh besar yang dimiliki oleh NU dalam politik Indonesia. Dengan mempertahankan sikap netralitasnya, PBNU berupaya menjaga integritas organisasi serta memberikan kontribusi positif dalam menjaga kedamaian dan stabilitas politik di tanah air.
(A/08)
Gus Yahya Tegaskan Netralitas Nahdlatul Ulama Dalam Pemilu 2024