BREAKING NEWS
Rabu, 06 Agustus 2025

Perselisihan Guru dan Wali Murid di SMPN 2 Tapian Dolok Diselesaikan Damai Melalui Restorative Justice

Paul Antonio Hutapea - Rabu, 06 Agustus 2025 11:01 WIB
45 view
Perselisihan Guru dan Wali Murid di SMPN 2 Tapian Dolok Diselesaikan Damai Melalui Restorative Justice
Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih memfasilitasi restorative justice antara guru dan orang tua SMPN 2 di pendopo Rumah Dinas Bupati. (Foto: Dok Diskominfo Simalungun)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SIMALUNGUN - Perselisihan antara seorang guru dan wali murid di SMP Negeri 2 Tapian Dolok akhirnya berhasil diselesaikan secara damai melalui mekanisme restorative justice. Perdamaian difasilitasi langsung oleh Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih, di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Pematang Raya, Selasa (4/8/2025).

Guru SMPN 2 Tapian Dolok, Hisar Pangaribuan, dan wali murid Roresky Fahrul Rozi Harahap, sepakat menandatangani surat perdamaian. Dalam surat tersebut, Hisar berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang dipermasalahkan, sementara Roresky menyatakan memaafkan dan tidak akan melanjutkan masalah ini ke jalur hukum.

Bupati Anton berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak dan mengingatkan pentingnya pemahaman guru terhadap psikologi siswa. "Guru adalah sosok yang ditiru. Secara teknis mungkin semua guru sudah paham, tapi penting juga memahami psikologi anak. Mari bergandengan tangan demi menciptakan siswa Simalungun yang berakhlak mulia dan berprestasi," ujarnya.

Baca Juga:

Perselisihan ini berawal setelah Roresky mengetahui anaknya pulang sekolah dalam keadaan menangis dan mengaku dipukul oleh gurunya. "Pulang sekolah dia menangis, mengadu sama saya. Katanya dia dipukul oleh gurunya. Memang ada memar di wajah anak perempuan saya," ungkap Roresky.

Roresky pun melaporkan dugaan pemukulan tersebut ke Polres Simalungun pada 26 April 2025. Namun, Hisar membantah melakukan pemukulan dan menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukannya hanyalah menutup mulut siswa yang berulang kali berkata kotor saat bertengkar dengan temannya. "Saya mencoba mendiamkannya dengan menutup mulutnya. Bukan menampar," jelas Hisar.

Baca Juga:

Kasus ini kini telah ditutup secara damai, diharapkan menjadi langkah positif dalam menjaga keharmonisan dan kualitas pendidikan di Simalungun.*

(ms/ j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru