Menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, hujan meteor Lyrid dapat diamati di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama bila cuaca cerah dan langit bebas dari polusi cahaya.
"Hujan meteor Lyrid diperkirakan memiliki intensitas sekitar 25 meteor per jam dan dapat mulai terlihat sejak pukul 10 malam dari arah timur," ujar Andi, dikutip dari National Geographic Indonesia, Senin (7/4/2025).
Salah satu daya tarik dari hujan meteor Lyrid adalah kemungkinan munculnya fireball, yaitu meteor terang yang bisa bertahan lebih lama dibandingkan meteor biasa.
Dalam sejarahnya, Lyrid pernah menampilkan lonjakan aktivitas luar biasa, seperti yang terjadi pada tahun 1922 dan 1980.
Titik asal meteor Lyrid, atau dikenal sebagai radian, berada di rasi bintang Lyra yang akan tampak di langit timur laut.
Karena itu, waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah setelah tengah malam hingga menjelang fajar, saat radian sudah cukup tinggi di langit.
Untuk mengabadikan fenomena ini, pengamat disarankan menggunakan kamera all-sky yang diarahkan ke zenith (langit tepat di atas kepala).
Kamera jenis ini akan menangkap pergerakan meteor sepanjang malam.
Andi juga menekankan pentingnya lokasi yang minim gangguan cahaya dan memiliki medan pandang terbuka.