BOGOR -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi empat kali gempa susulan setelah gempa bumi dangkal berkekuatan magnitudo 4,1 mengguncang wilayah Kota Bogor, Kamis malam (10/4).
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa hingga Jumat pagi pukul 06.00 WIB (11/4), aktivitas seismik di wilayah Bogor masih terus dipantau secara intensif.
"Hingga pagi ini, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 4 kali," ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Berikut rincian empat gempa susulan yang tercatat:
BMKG mengidentifikasi gempa Bogor sebagai jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diakibatkan oleh aktivitas Sesar Citarik.
Hal ini diperkuat oleh bentuk gelombang seismik dari sensor di Stasiun DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko), yang menunjukkan gelombang S (shear) kuat dan komponen frekuensi tinggi.
"Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip) dan terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (sinistral)," jelas Daryono.
Guncangan dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok dengan intensitas gempa mencapai Skala III-IV MMI.
Akibat gempa ini, 16 rumah warga dan satu sekolah dilaporkan mengalami kerusakan ringan.
Masyarakat juga melaporkan adanya suara gemuruh dan dentuman yang menyertai gempa.
BMKG menyatakan hal tersebut sebagai fenomena wajar dalam gempa yang memiliki kedalaman sangat dangkal.
"Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa hiposenter gempa sangat dangkal," tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak terpengaruh hoaks, dan terus mengikuti informasi resmi dari BMKG.*