BREAKING NEWS
Jumat, 04 Juli 2025

Viral Ceramah Transgender Shuniyya Ruhama, Netizen Terbelah: Antara Dakwah dan Identitas Gender

Adelia Syafitri - Kamis, 29 Mei 2025 22:29 WIB
364 view
Viral Ceramah Transgender Shuniyya Ruhama, Netizen Terbelah: Antara Dakwah dan Identitas Gender
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Dunia maya kembali dihebohkan dengan beredarnya video ceramah keagamaan yang disampaikan oleh seorang transgender bernama Shuniyya Ruhama.

Video yang menampilkan Shuniyya berceramah di hadapan jamaah, termasuk sejumlah perempuan, langsung viral dan memicu perdebatan panas di media sosial.

Shuniyya Ruhama merupakan warga asal Kendal, Jawa Tengah.

Ia dikenal sebagai pembatik dan juga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, jurusan Ilmu Sosial dan Politik.

Meski dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, kemunculannya sebagai penceramah keagamaan kini menuai kontroversi.

Dalam video yang beredar, Shuniyya tampak menyampaikan ceramah dengan bahasa yang santun dan terstruktur.

Namun, banyak warganet mempertanyakan kapasitas serta kelayakannya sebagai pendakwah.

Tak sedikit yang mengkritik identitas gendernya, menganggap bahwa hal tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dia sampaikan.

"Terbukti, asalkan pintar bicara bisa jadi pendakwah. Hati-hati memilih guru," tulis akun @dew*** di kolom komentar.

Akun lainnya bahkan menyentil identitas gender Shuniyya, "Astagfirullah, seharusnya dia perbaiki penyakitnya dulu," tulis akun @bar***.

Kritik juga diarahkan kepada jamaah yang hadir. "Jamaah-nya aja yang aneh, kok dijadikan ustadz," tulis salah satu komentar lain yang viral.

Fenomena ini bukan pertama kalinya melibatkan Shuniyya Ruhama.

Pada tahun 2020, ia pernah disebut-sebut sebagai sosok yang didorong oleh organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi pendakwah.

Namun kabar tersebut dibantah dan dinyatakan tidak benar.

Meski begitu, Shuniyya memang dikenal sebagai simpatisan NU dan kerap tampil dalam forum-forum keagamaan dan seminar sosial-budaya.

Lewat akun Instagram pribadinya, Shuniyya kerap membagikan kegiatan dakwah, edukasi batik, serta aktivitas sosial yang ia ikuti.

Ia juga aktif menyuarakan inklusivitas dan keberagaman dalam kehidupan beragama.

Fenomena ini kembali memunculkan perdebatan klasik tentang siapa yang berhak menyampaikan dakwah.

Di tengah era digital, ketika siapa pun bisa menjadi figur publik, sebagian masyarakat menyerukan pentingnya selektivitas dalam memilih panutan spiritual.

Sementara itu, pihak berwenang maupun organisasi keagamaan terkait belum memberikan pernyataan resmi mengenai polemik ini.*

(gl/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru