Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Masih Menanti Kepastian Nasib Anggota Keluarga yang Hilang

CIREBON – Duka mendalam menyelimuti keluarga korban longsor di tambang batu Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hingga Sabtu (31/5/2025), sejumlah keluarga korban masih mencari kepastian nasib anggota keluarganya yang belum ditemukan.

Salah satunya adalah Isnandi (32), anak pertama dari Nurohman (46), warga Desa Girinata, Kecamatan Dukuhpuntang, yang hingga kini belum ditemukan pasca longsor yang terjadi pada Jumat (30/5/2025).

"Saya datang ke posko untuk melaporkan ayah saya yang belum ditemukan. Di sini saya diminta memberikan keterangan, melakukan tes DNA, dan melaporkan secara resmi orang hilang," ujar Isnandi saat ditemui di Posko Ante Mortem, RSUD Arjawinangun.

Petugas Posko Ante Mortem langsung menindaklanjuti laporan yang dibuat Isnandi, namun sejauh ini belum ada informasi yang pasti mengenai keberadaan Nurohman.

"Ayah saya belum ditemukan sejak Jumat lalu. Ada kabar katanya dibawa ke rumah sakit, tapi setelah dicek ternyata bukan. Jenazah yang sempat dikira ayah saya sudah diambil oleh keluarga lain," tuturnya.

Nurohman merupakan buruh harian di tambang batu Gunung Kuda. Selama lebih dari dua dekade, ia bekerja serabutan—mulai dari mengangkut pasir hingga memecah batu—demi menghidupi keluarganya.

Tim DVI Terus Lakukan Identifikasi

Saat ini, proses identifikasi korban terus dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Kepolisian. Mereka memanfaatkan data ante mortem, seperti tes DNA, ciri fisik, hingga pakaian terakhir yang dikenakan korban, untuk mencocokkan dengan jenazah yang telah ditemukan.

Isnandi berharap sang ayah segera ditemukan agar bisa dimakamkan secara layak dan keluarga mendapat kepastian emosional yang selama ini dinanti.

"Harapan saya, semoga jasad bapak saya segera ditemukan agar bisa dikebumikan secara layak," ungkap Isnandi penuh haru.

Hingga saat ini, total 10 jenazah korban longsor Gunung Kuda telah dievakuasi ke RSUD Arjawinangun. Tim SAR masih terus berupaya menyisir lokasi tambang yang terjal dan berbahaya untuk menemukan korban lainnya yang diduga masih tertimbun longsoran.*

(bs/j006)