BREAKING NEWS
Senin, 20 Oktober 2025

Basarnas Dituding Lambat, Ini Alasan Evakuasi Juliana Marins di Rinjani Butuh Lima Hari

- Kamis, 26 Juni 2025 08:36 WIB
Basarnas Dituding Lambat, Ini Alasan Evakuasi Juliana Marins di Rinjani Butuh Lima Hari
(Kiri) Juliana Paris, pendaki asal Brasil. (Kanan) NTB K98-14 Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

LOMBOK -Badan SAR Nasional (Basarnas) mendapat kritik tajam dari warganet Brasil setelah proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang jatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, memakan waktu lima hari. Juliana ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (24/6/2025), setelah dinyatakan hilang sejak Sabtu (21/6/2025).

Warganet Brasil membanjiri akun Instagram resmi @sar_nasional dengan komentar kecewa, menyebut upaya evakuasi lambat dan tidak tanggap.

"Kami orang Brasil sudah kecewa dengan pemerintah Indonesia!" tulis salah satu akun.

Basarnas: Evakuasi Dilakukan Sesuai Prosedur

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa evakuasi sudah dilakukan secepat dan seaman mungkin, mengingat ekstremnya medan.

"Kami merespons cepat sejak laporan masuk Sabtu pagi. Tapi lokasi korban di kedalaman 600 meter di tebing curam pada ketinggian 9.000 kaki menyulitkan tim," ujar Syafii dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).

Syafii menyebut, proses evakuasi tidak hanya soal waktu, tapi keselamatan tim SAR juga harus diperhatikan. Jalur menuju lokasi korban membutuhkan waktu tempuh 8 jam dari Pos Sembalun. Cuaca ekstrem, kabut tebal, dan medan jurang terjal membuat pencarian beberapa kali tertunda.

Peralatan Terbatas di Medan Ekstrem

Panjang tali standar yang dimiliki tim SAR hanya 250 meter, sementara jurang tempat korban jatuh mencapai 600 meter. Tim harus menyambung tali dan mencari titik aman untuk pemasangan tambatan—hal yang memerlukan waktu dan presisi.

Drone thermal sempat dikerahkan pada hari pertama namun tak berhasil menemukan korban. Baru pada Senin (23/6/2025), drone berhasil mengidentifikasi posisi jenazah.

"Tambatan tidak bisa asal pasang. Risiko sangat tinggi. Apalagi oksigen di ketinggian juga tipis," jelas Syafii.

Korban Diangkat dengan Sistem Vertical Lifting

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru