BREAKING NEWS
Jumat, 24 Oktober 2025

Dua Faktor Diduga Picu Tenggelamnya KMP Tunu Pratama: Mesin Bocor & Cuaca Buruk

- Sabtu, 05 Juli 2025 21:18 WIB
Dua Faktor Diduga Picu Tenggelamnya KMP Tunu Pratama: Mesin Bocor & Cuaca Buruk
proses evakuasi / pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya , Bali (foto: fira/bitv)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BALI -Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali mengejutkan publik. Kapal ferry yang membawa 65 orang dan 22 kendaraan itu tenggelam saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi ke Gilimanuk, Bali, pada Kamis dini hari (3/7).

Hingga Sabtu (5/7), enam penumpang dilaporkan tewas, 30 orang berhasil diselamatkan, sementara 29 lainnya masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan masih melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di lokasi kejadian dan wilayah perairan sekitarnya.

Dari laporan awal yang disampaikan operator penyeberangan, kebocoran di ruang mesin menjadi dugaan utama penyebab kapal tenggelam.

"Dilaporkan dari area Dermaga LCM Gilimanuk bahwa KMP Tunu Pratama Jaya mengalami kebocoran di ruang mesin dan terbalik," demikian keterangan resmi operator kapal, dilansir detikJatim, Sabtu (5/7).

Kejadian bermula pada pukul 00.16 WITA, ketika kru kapal sempat mengirim sinyal permintaan bantuan. Namun, hanya tiga menit kemudian, sekitar pukul 00.19 WITA, kapal mengalami blackout total dan akhirnya terbalik, sebelum akhirnya hanyut ke arah selatan.

Selain faktor teknis, cuaca buruk juga diduga turut memperburuk kondisi saat kejadian. Hal ini diungkapkan oleh Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli (KBPP) Ni Putu Cahyani Negara, yang menyebut tinggi gelombang laut saat itu cukup ekstrem.

"Informasi dari BMKG menunjukkan tinggi ombak di Selat Bali saat itu berkisar antara 1,7 meter hingga 2,5 meter," ungkap Cahyani.

Tim SAR gabungan, terdiri dari Basarnas, TNI AL, Polairud, dan relawan terus memperluas area pencarian ke arah selatan dari titik terakhir kapal terdeteksi. Fokus utama saat ini adalah menemukan 29 penumpang yang masih hilang, serta mengamankan puing-puing dan kendaraan yang turut tenggelam bersama kapal.

Pihak berwenang tengah melakukan investigasi menyeluruh, termasuk memeriksa dokumen pelayaran, kondisi kapal, dan laporan manifest. Kementerian Perhubungan juga telah membentuk tim untuk melakukan audit teknis dan keselamatan terhadap operator kapal.

Tragedi ini menjadi pengingat keras akan pentingnya standar keselamatan transportasi laut, khususnya pada jalur-jalur sibuk seperti Selat Bali, yang setiap hari dilalui ratusan kendaraan dan ribuan penumpang.*

(d/j006)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru