Pentingnya Masa Emas 20-30 Tahun untuk Kekuatan Tulang di Masa Depan
JAKARTA Osteoporosis sering dianggap sebagai penyakit yang menyerang usia lanjut, namun proses pengeroposan tulang sebenarnya dimulai jau
Kesehatan
MEDAN— Fenomena gerhana bulan dan gerhana matahari kerap menjadi sasaran hoaks dan misinformasi di masyarakat.
Berbagai klaim keliru yang beredar, mulai dari gerhana bulan yang disebut bisa memicu gempa hingga dunia yang dikabarkan akan gelap selama berhari-hari akibat gerhana, sudah dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
1. Gerhana Bulan Tidak Memicu Gempa
Fenomena gerhana bulan total yang akan terjadi pada Minggu, 7 September 2025, ramai dikaitkan dengan potensi bencana gempa bumi.
Namun, Direktur Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Setyoajie Prayoedhie, dengan tegas menyatakan bahwa klaim tersebut tidak benar.
"Ini hoax. Gerhana bulan tidak berkorelasi dengan aktivitas kegempaan di Indonesia," ujar Setyoajie, Sabtu (6/9).
Menurutnya, gempa di Indonesia umumnya dipicu oleh aktivitas tektonik di zona sesar aktif atau subduksi, serta aktivitas vulkanik gunung berapi aktif, bukan oleh peristiwa gerhana bulan.
Gerhana bulan terjadi akibat posisi Matahari, Bumi, dan Bulan yang sejajar sehingga cahaya Matahari terhalang Bumi dan tidak sepenuhnya sampai ke Bulan.
Fenomena ini hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi jauh hari sebelumnya.
2. Dunia Tidak Akan Gelap 6 Menit pada 2 Agustus 2025
Sebuah klaim yang beredar luas di media sosial menyebutkan bahwa pada 2 Agustus 2025 dunia akan gelap selama 6 menit akibat gerhana matahari yang terjadi setiap 100 tahun sekali.
Namun, tidak ditemukan adanya gerhana matahari yang dijadwalkan pada tanggal tersebut.
Sebaliknya, gerhana matahari besar justru akan terjadi pada 2 Agustus 2027.
Menurut artikel di situs space.com, gerhana matahari total pada hari itu akan menghasilkan periode totalitas terpanjang di daratan sepanjang abad ke-21, yaitu selama 6 menit 22 detik.
3. Tidak Benar Dunia Gelap 3 Hari Akibat Gerhana Matahari 8 April 2024
Klaim lain yang sempat viral adalah bahwa gerhana matahari pada 8 April 2024 akan menyebabkan dunia gelap selama tiga hari.
BMKG sudah secara resmi membantah informasi ini melalui akun Instagram resminya pada Maret 2023.
"Indonesia tidak akan mengalami jalur totalitas Gerhana Matahari Total (GMT) tersebut," jelas BMKG.
Gerhana hanya bisa diamati secara total di wilayah Amerika Utara, Amerika Serikat bagian tengah, Meksiko, dan Kanada bagian timur, dengan durasi totalitas maksimum sekitar 4 menit 26 detik.
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi hoaks yang menyesatkan dan tetap merujuk pada informasi resmi dari lembaga terkait.*
(lp/a008)
JAKARTA Osteoporosis sering dianggap sebagai penyakit yang menyerang usia lanjut, namun proses pengeroposan tulang sebenarnya dimulai jau
Kesehatan
MEDAN Unit Reskrim Polsek Medan Baru berhasil mengamankan dua pria yang diduga pelaku pencurian panel lampu lalu lintas milik Dinas Perhu
Hukum dan Kriminal
SEMARANG Banjir masih menggenangi Jalur Pantura SemarangSurabaya, tepatnya di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2
Peristiwa
JAKARTA Presiden Prabowo Subianto menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pondok Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag), s
Pemerintahan
JAKARTA Pengguna aplikasi penghasil uang kini memiliki kesempatan menarik untuk mendapatkan saldo DANA gratis hingga Rp101.000 hanya deng
Entertainment
PALEMBANG Polda Sumatera Selatan berhasil menangkap empat tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana perdagangan bayi yang beroperasi di
Hukum dan Kriminal
JAKARTA Badan Bank Tanah bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang bertujuan mengoptimalkan pe
Pemerintahan
JAKARTA Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2025 yang akan
Politik
JAKARTA Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (
Pemerintahan
JAKARTA Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia
Pemerintahan