Bobby menegaskan dukungannya terhadap guru tersebut sekaligus berjanji membedah rumah sang guru untuk memulihkan semangatnya.
"Kalau dari kita pasti ingin damai dua-duanya. Harapan kita tentunya dari pihak sekolah dan orang tua murid sama-sama tugas kita mendidik anak, sekolah juga punya cara, ya kita inginnya damai," ujar Bobby usai bertemu guru tersebut di Kota Binjai, Jumat (31/10/2025).
Namun, menurut pihak sekolah, orang tua siswa enggan berdamai. Oleh karena itu, Bobby menegaskan pemerintah provinsi akan mendukung penuh guru dalam proses hukum yang berlangsung.
"Tapi kalau memang dari orang tua muridnya berkeras tidak mau damai, dari cerita sekolah tadi ya kita dari Pemerintah Provinsi akan membackup penuh guru kita yang dalam hal ini melerai perkelahian," tambahnya.
Bobby juga menegaskan guru tersebut tidak diperbolehkan mundur, meski sebelumnya mengajukan pengunduran diri. Guru itu saat ini menjalani cuti untuk menenangkan diri.
"Sudah mengajukan pengunduran diri, Pak Kepsek-nya anggap cuti saja untuk menenangkan pikiran," jelas Bobby.
Selain dukungan moral, Gubernur Bobby juga mengumumkan program bedah rumah untuk guru honorer tersebut.
Menurutnya, renovasi ini bertujuan mengembalikan semangat guru yang sempat terguncang akibat insiden penganiayaan.
"Iya, rumahnya plafonnya belum ada. Jadi untuk balik semangatnya kita kasih bedah rumah," tutup Bobby.
Kronologi kasus ini bermula saat guru melerai perkelahian antara dua siswa di sekolah pada awal September 2025.
Saat mediasi dengan orang tua siswa, salah satu orang tua justru melakukan kekerasan terhadap siswa lain, dan guru yang berusaha melerai ikut menjadi korban.