JAKARTA – Ketua Umum Partai GolkarBahlil Lahadalia menegaskan bahwa partainya tidak memiliki tradisi politik sebagai oposisi pemerintah.
Hal tersebut ia sampaikan saat membuka pendidikan dan pelatihan kader muda Golkar yang digelar Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat (3/10/2025).
"Kita enggak punya budaya oposisi," kata Bahlil di hadapan para peserta diklat.
Menurut Bahlil, sejak awal berdirinya, Partai Golkar dirancang sebagai kekuatan politik untuk membantu jalannya pemerintahan, bukan untuk menentangnya.
"Esensi Golkar adalah sebagai instrumen politik yang mendukung pemerintah. Sejak dulu, Golkar dibentuk untuk membantu pemerintahan berjalan, bukan menjadi lawan politik," ujarnya.
Bahlil juga menyoroti konsistensi Partai Golkar yang selama ini hampir selalu menjadi bagian dari kabinet pemerintahan, tanpa melihat siapa presidennya.
"Sepanjang sejarah, Golkar selalu ada di kabinet. Tidak ada satupun ketua umum Golkar yang menjadi presiden atau wakil presiden, karena memang orientasi kita bukan pada posisi puncak itu, tapi pada karya dan kontribusi," jelasnya.
Dalam nada bercanda, Bahlil mengibaratkan Partai Golkar sebagai Teh Botol Sosro, produk yang cocok dengan semua jenis makanan, menggambarkan fleksibilitas Golkar dalam berkoalisi dengan siapa pun demi stabilitas dan pembangunan.
"Artinya, siapa pun presidennya, anggota kabinetnya harus dari Golkar. Karena karya kekaryaan itu di situ," tegasnya.
Menariknya, Bahlil juga menyinggung nasib Ketua Umum Partai Golkar yang pernah mencoba mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah.
Ia menyebut langkah tersebut tidak pernah berumur panjang.
"Begitu Ketua Umum Golkar mau oposisi, ya lewat barang itu. Tunggu hari saja. Sudah terjadi berkali-kali. Coba-coba saja, coba," kata Bahlil dengan nada serius namun santai.