8 Makanan yang Disebut Bisa Bersihkan Ginjal, Ini Penjelasan Faktanya
JAKARTA Ginjal bekerja tanpa henti menyaring limbah metabolik, menyeimbangkan elektrolit, dan mengatur kadar cairan tubuh. Meski ukurannya
Kesehatan
JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan mengumumkan sepuluh nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional pada Senin, 10 November 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu (9/11/2025).
Baca Juga:"Besok, Insya Allah akan diumumkan. Iya, oleh Presiden Prabowo langsung. Kurang lebih sepuluh nama," kata Prasetyo kepada wartawan.
Saat dikonfirmasi mengenai keikutsertaan Presiden ke-2 RI Soeharto dalam daftar tersebut, Prasetyo membenarkannya."Ya, masuk. Masuk," ujarnya singkat.
Pemerintah, kata Prasetyo, memberikan gelar itu sebagai bentuk penghormatan terhadap para tokoh yang dianggap berjasa besar bagi bangsa dan negara."Itu bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin kita, yang sudah pasti memiliki jasa luar biasa terhadap bangsa," ujar Prasetyo.
Namun, rencana pemberian gelar kepada Soeharto kembali membuka perdebatan lama: apakah jasa pembangunan selama 32 tahun kepemimpinannya dapat menutupi catatan pelanggaran HAM, korupsi, dan otoritarianisme di masa Orde Baru.Sebelumnya, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) telah mengkaji 49 nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional 2025. Di antara nama-nama itu, beberapa figur menonjol: Abdurrahman Wahid (Gus Dur), aktivis buruh Marsinah, hingga Soeharto sendiri.
Usulan tersebut datang dari berbagai pihak, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga lembaga pusat. Namun, pengusulan nama Soeharto memecah opini publik.
Lebih dari 500 aktivis dan akademisi telah menyatakan penolakan terbuka terhadap rencana pemberian gelar tersebut.
Sikap serupa disuarakan oleh Bonnie Triyana, Kepala Badan Sejarah Indonesia DPP PDI Perjuangan. Ia menilai pemberian gelar kepada Soeharto berpotensi mengaburkan ingatan kolektif bangsa terhadap kekuasaan yang otoriter.
Meski menuai penolakan, sejumlah ormas Islam justru menyatakan dukungan terhadap Soeharto. Dukungan tersebut datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang menilai jasa Soeharto dalam stabilitas politik dan pembangunan ekonomi tidak bisa diabaikan.
JAKARTA Ginjal bekerja tanpa henti menyaring limbah metabolik, menyeimbangkan elektrolit, dan mengatur kadar cairan tubuh. Meski ukurannya
Kesehatan
JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengirimkan sinyal keras soal meningkatnya
Nasional
JAKARTA Polemik dugaan penyimpangan dalam penunjukan perusahaan penyedia layanan haji (syarikah) kembali mencuat setelah Wakil Menteri Haji
Nasional
SULAWESI TENGAH Pengamat hukum dan politik, Pieter C. Zulkifli, menyoroti keberadaan bandara di kawasan industri nikel PT Indonesia Morowa
Nasional
BANDA ACEH Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) bekerja sama dengan UNICEF dan Baitul Mal Aceh menyelenggarakan pelatihan penguatan kapa
Nasional
BANTEN Pemerintah Provinsi Banten menerima audiensi tokoh agama dan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Bersama Anti Kemaksiatan (Gebra
Nasional
HUMBANGHASUNDUTAN Upaya pencarian korban tanah longsor di Desa Panggugunan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbanghasundutan, terus dilakukan
Peristiwa
JAKARTA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menegaskan bahwa rencana merger dengan PT Pelita Air Service hingga saat ini belum mencapa
Ekonomi
JAKARTA Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Sarmuji, menilai langkah KAI Commuter Indonesia (KCI) yang tidak memecat pegawai buntut hilangnya botol
Nasional
SUMATERA UTARA Polda Sumatera Utara melaporkan update penanganan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah dari 24 hingga 26 November 2025
Peristiwa