DELI SERDANG — Sejarawan Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Phil Ichwan Azhari MS, menegaskan pentingnya mempertahankan tembakau Deli sebagai salah satu warisan sejarah yang membanggakan di Sumatera.
Dalam kunjungan kuliah lapangan bersama mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unimed ke Kebun Helvetia, Deli Serdang, Senin (9/6), Prof Ichwan menyebutkan bahwa tembakau Deli bukan sekadar komoditas pertanian, melainkan jejak sejarah tropis yang melegenda sejak masa kolonial.
"Tembakau Deli harus terus dipertahankan sebagai warisan sejarah," tegasnya.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi sekitar 50 mahasiswa Unimed yang untuk pertama kalinya melihat langsung proses budidaya tembakau Deli, mulai dari penyiapan lahan hingga pasca panen.
Ichwan mengapresiasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 1 Regional 1 yang telah membuka akses kebun untuk kegiatan akademik.
Ia menyebutkan akan mendorong kerja sama lanjutan, termasuk wacana pembentukan ajang budaya tembakau Deli yang terpusat di sekitar Kebun Helvetia.
Sementara itu, Manajer Unit Tanaman Tembakau PTPN 1 Regional 1, Hendri Hutabarat, menjelaskan bahwa pada musim tanam 2025, kebun seluas 20 hektare ditargetkan menghasilkan 14 ton daun tembakau kering.
"Tembakau Deli ini adalah tanaman istimewa sejak 1863 dan kini kami terus berupaya menjaga kualitas dan sejarahnya, termasuk hilirisasi menjadi cerutu," ujar Hendri.
Hingga saat ini, panen tahap pertama dari 10 hektare lahan sudah selesai dan memasuki proses fermentasi di gudang Tandem, Hamparan Perak.
Sedangkan tahap kedua dengan usia tanam 25 hari akan mulai dipanen dalam dua pekan mendatang.
Prof Ichwan menekankan bahwa keberadaan kebun tembakau Deli di Helvetia berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan agro edukatif, sekaligus pelestarian kekayaan budaya yang tak ternilai.*