Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon (tengah) menghadiri acara peluncuran Festival Film Indonesia (FFI) 2025, Selasa (1/7/2025) malam. (Foto: dok Kemenbud)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyerukan perlunya penyelenggaraan lomba penulisan skenario film guna memperkuat kualitas cerita dalam industri perfilman nasional.
Pernyataan ini disampaikan Fadli Zon dalam sambutannya pada acara peluncuran Festival Film Indonesia (FFI) 2025, Selasa (1/7/2025) malam.
Fadli Zon menyoroti bahwa lemahnya penulisan skenario menjadi salah satu hambatan besar (bottleneck) dalam perkembangan film Indonesia, meski negeri ini memiliki kekayaan narasi dan budaya yang melimpah.
"Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu bottleneck kita adalah di skenario. Skenario kita yang kadang-kadang mungkin tidak terlalu kuat seperti cerita pada umumnya kalau secara lisan," ujar Fadli.
Untuk itu, Menteri asal Partai Gerindra tersebut meminta Kementerian Kebudayaan segera menggelar lomba penulisan skenario film dengan hadiah yang kompetitif guna menjaring penulis-penulis baru dan meningkatkan regenerasi kreator cerita nasional.
"Saya minta kalau bisa ada lomba skenario film dalam waktu dekat ini. Mungkin hadiahnya agak besar. Kalau hadiahnya besar, peserta juga akan banyak," tegasnya.
Menurut Fadli, melalui perlombaan ini, diharapkan muncul ragam cerita baru yang lebih kuat, menarik, dan mencerminkan keberagaman Indonesia.
Ia juga menyatakan bahwa film bertema sejarah dan anak-anak akan mendapat perhatian khusus dari kementeriannya.
"Kalau film horor enggak perlu afirmasi lagi, sudah banyak keterwakilannya," tambahnya.
Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan industri film nasional.
Salah satu dukungan konkret adalah program Dana Indonesiana yang diperuntukkan bagi pemajuan budaya, termasuk pengembangan film-film lokal.
Sebelumnya, Fadli Zon juga mendorong pemerataan layar bioskop ke daerah-daerah sebagai bentuk afirmasi terhadap film nasional.